This foto belong to AFSP Central Florida

Kamis, 06 Mei 2010

Romantika Ibu Sri Mulyani Indrawati...

Bismillahirrahmaanirrahiim


Hmm kasus bu Sri Mulyani Indrawati (SMI) sangat inspiratif. Terlepas dari pro dan kontra yang ada, bagiku pribadi ada catatan khusus.


Saya jelas-jelas tidak mengetahui dan tidak berhak menghakimi apakah dalam kasus dana Baillout Bank Century, akhirnya Ibu SMI memiliki status apa (walaupun jauuuhh dalam lubuk hati ini ada harapan besar dan persangkaan baik bahwa beliau memang benar-benar orang berintegritas tinggi/amanah dan benar-benar telah "menolong" kondisi Indonesia saat itu). Saya hanya ingin mengulas tentang keberadaan Bu SMI dan "jagad" disekitarnya dengan beraneka ungkapan pro dan kontra.


Betapa saya melihat berita-berita baik di TV maupun internet di satu sisi oleh musuh-musuh politik fihak pemerintah dimana ia bekerja selama ini beliau dihujat, sudah sampai pada fase dihina, dilecehkan habis-habisan. Di kantor DPR maupun di tempat-tempat seminar yang mengundangnya, beliau diboikot oleh sekelompok orang. Pada saat kehendak para penentangnya telah dipenuhi yaitu diajukannya beliau ke ruang hukum yaitu pemeriksaan oleh KPK (dan belum tentu statusnya akan dinaikkan menjadi tersangka) para penentang yang sudah senang itu kembali meradang karena KPK memeriksa wanita ini di kantornya (mereka maunya Ibu Sri Mulyani diperiksa di kantor KPK). Dari sejak awal dihembuskan isu, sampai terbentuknya Pansus Century beberapa anggota DPR menunjukkan kehendak mereka agar Ibu SMI non-aktif namun belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Ibu SMI tetap aktif  mereformasi dan melahirkan kebijakan-kebijakan restrukturisasi di tubuh Kemenkeu termasuk di departemen  perpajakan.


Diluar dugaan semua fihak, termasuk saya yang bodoh ini ada berita mengejutkan tentang rencana mundurnya Ibu SMI sebagai menteri keuangan. Tadinya saya berfikir, "wah..Ibu SMI menyerah juga. Mungkin beliau lelah dihujat terus menerus, diboikot, dihina oleh orang-orang yang dulu notabene sudah ditolongnya saat menjadi menteri keuangan periode lalu". Namun ternyata, kemundurannya ini membuat banyak mata terbelalak (walau ada juga yang malu-malu mengakuinya), ternyata kemundurannya ini karena ada tawaran dari lembaga internasional yang prestisius (setidaknya dalam pandangan manusia, saya tidak bicara hakikat) yaitu World Bank, diminta langsung oleh Presidennya sendiri Robert B Zoellick Saya baca di detikNews berbagai tema tentang Ibu SMI sehubungan dengan pengangkatannya oleh Bank Dunia itu mendapat reaksi besar di masyarakat. Begitu juga di Facebook, yang hasilnya sebagian besar mendukung Ibu SMI.
Subhanallah


Kalau baca komentar-komentar orang di DF itu aduuh, menunjukkan bagaimana pandangan "rakyat" yang sesungguhnya yang berada di luar gedung DPR. Komentarnya banyak yang frontal, keras tapi nggak tahu kenapa juga saya banyak tertawa terpingkal-pingkal bacanya, kebayang orang-orang ini ada di satu forum saling timpal, saling celetuk, lucuu. Padahal udah tengah malam lho...yaa hitung-hitung hiburan sekalian ronda aja deh :).


Kembali ke topik awal. Jadi segala badai yang menerpa di luar dirinya, saya "melihat" Ibu SMI ini tetap dalam ketenangannya. Biasanya kalau yang punya mental lemah, paling tidak ada pernyataan-pernyataan bela diri lah di media untuk mengcounter sementara pendapat para pengamat ekonomi dan politikus yang menentangnya itu. Apalagi perempuan yang biasanya dikenal sebagai makhluk yang lemah dan mudah tersakiti. Yang saya lihat di hari-hari itu bu SMI tetap "cool" dan menjalankan aktivitasnya secara wajar yang mungkin itu hadir karena beliau memiliki hujjah atas seluruh keputusannya selama ini, dan menurut beliau segala keputusannya hari ini dan termasuk pada saat beliau memiliki amanah di Kemenkeu dulu adalah undang-undang. Dan beliau menyatakan diri siap untuk berdialog tentang hal itu.Walaupun akhirnya mentok juga. Buktinya para anggota dewan yang "terhormat" itu sebagian ada yang walk out karena menganggap beliau bermasalah.

Nah peristiwa pengangkatan oleh World Bank inilah seolah-olah ada peristiwa "Saved By the Bell" baik oleh lawan politik maupun kawan politiknya dengan makna yang berbeda. Yang menarik untuk saya adalah, apakah dengan datangnya tawaran dari institusi bergengsi dunia ini Ibu SMI tergoyah? maksudnya apakah jiwa Ibu SMI menjadi berubah? Segala kelebihan dan kekayaan jiwanya menjadi tereduksi oleh tawaran ini? Saya kira sebagai saudara satu bangsa, satu tanah air apalagi saudara satu agama pantas bagi kita untuk mendahulukan berprasangka baik dan mengharap serta mendo'akan semoga kehadirannya di lembaga dunia itu  membawa manfaat yang banyak untuk umat manusia termasuk Indonesia. Saya tidak tertarik untuk membahas masalah teori konspirasi dsb yang selalu dihembuskan para politikus atau dari sebagian masyarakat. Justru saya mempunyai impian begini:


Sebagaimana yang telah terjadi di masa Nabi. Nabi Yusuf as. masuk / inviltrasi ke dalam tubuh sebuah rezim tiran masa itu atas izin Allah. Dan menunjukkan ayat-ayat Allah di dalamnya lalu menjadi cahaya kebenaran di pusat kekuasaan sehingga berbalik menjadi pengendali pemerintahan yang bersih dan diberkahi Allah. Nah untuk masuk ke dalam rezim itu kan butuh skill dan wawasan yang bisa dibanggakan sehingga melahirkan kepercayaan mereka. Kalau latar belakangnya tidak seperti Bu SMI mungkin World Bank juga males mau ngangkat orang Indonesia menjadi salah satu direkturnya. Ambil sisi positifnya aja. Bukankah dalam agama kita diwajibkan untuk berhusnuzhan. Mencari-cari kesalahan sesama itu tidak diperbolehkan, apalagi orang itu pernah banyak berjasa membuat banyak kebaikan bagi masyarakat.



 Kalau keberadaan Ibu SMI di World Bank itu sebuah karunia dari Allah misalnya (setidaknya untuk Ibu SMI dan keluarganya) ya kita do'akan semoga menjadi kebaikan juga untuk bangsa ini bahkan lebih jauhnya masyarakat internasional yang masih hidup dalam kemiskinan. Kalau masalah hukum ibu SMI di Indonesia belum selesai ya semoga juga menjadi kebaikan, jangan menjadi penderitaan lagi yang ditambahkan kepada masyarakat ini. Yang penting kita harus lebih banyak "belajar" terutama belajar dari setiap kejadian dan mengambil hikmahnya agar kita dapat selamat sampai kepadaNYA.

3 komentar:

shidiq OPEN MIND mengatakan...

ya bu, lebih baik berhusnudzan daripada suudzon, tapi udah sifat manusiawi kadang juga kebawa suudzan...moga bisa lebih baik...

achen mengatakan...

jujur saya suka dengan smi sejak sebelum jadi menteri...

buwel mengatakan...

semoga SMI sehat2 selalu ajah.. ;-)