This foto belong to AFSP Central Florida

Kamis, 16 September 2010

Ikuti Kata Hatimu

Pernah nonton film 'Three Idiots" ? Disutradarai oleh Rajhkumar Hirani. Film yang menurutku cerdas jalan ceritanya dan sangat menginspirasi. Dulu nonton film India suka suntuk, apalagi kalo udah ada adegan cari-cari pohon sama tiang bendera buat dipake nyanyi dan nari, uhh repot banget. Sekarang sudah banyak film India yang bagus dan mendidik walaupun tetep senderan di pagar dan tembok masih ada kayaknya hehehe. Sudah terlambat membahas film bagus ini, dirilis akhir tahun 2009 lalu (walaupun ada beberapa adegan yang tidak baik untuk ditiru) aku ingin mengambil hikmahnya aja.


Menonton film itu membuatku ingat dengan keponakanku. Dia bisa mendapatkan profesi sesuai dengan kata hatinya. Keponakanku Erin namanya, sangat suka dengan kucing sejak kecil. Orang tuanya (kakakku) penyayang binatang, ada banyak peliharaan di kebunnya, dan kucing ini termasuk peliharaan yang dibiarkan berkeliaran di dalam rumah. Erin dan kedua adik perempuannya semua sama mencintai binatang berbulu lebat ini.


Aku tidak menduga, perjalanan hidup Erin membawanya pada profesi yang ia inginkan. Setelah lulus dari SMA di daerahnya ia melanjutkan pendidikannya ke jurusan peternakan di IPB Bogor. Dan menyelesaikan seluruh pendidikan kedokteran hewannya di UGM Yogya.


Bahagiaku untuknya, sekarang ia sudah menikah dan mengandung anaknya yang pertama, bersama suami dari bidang profesi yang hampir sama ia nampak sangat menikmati hari-harinya.



Foto 1 : Erin yang pake kerudung hitam
Foto 2 : Masih pake kerudung hitam, suaminya dibelakang mereka sedang asyik dg pasiennya



Banyak dari kita yang menjalani profesinya tidak sesuai dengan hati nuraninya, membuat pelakunya berat menjalaninya. Jangankan untuk bisa berdedikasi dan berintegritas, mau disiplin aja sulit. Makanya menurutku banyak kejadian diberitakan di TV seperti PNS ( yang bukan PNS juga banyak) sering bolos atau mangkir, pas jam kerja keluyuran di mall-mall, menurutku mereka adalah orang-orang yang kurang mencintai pekerjaannya. Hanya mengharapkan salarynya aja, nggak fair memang.


Apa yang aku "lihat" di film yang tersebut di atas bisa menjadi inspirasi untuk kita semua, untuk mengikuti kata hati dalam memutuskan profesi apa yang akan kita pilih dalam kehidupan kita, sebelum kita menyesalinya.


Banyak orang tua (mungkin termasuk kita sendiri) sering memaksakan kehendak kepada anak-anak kita, disadari atau tidak. Memasukkan mereka ke sekolah-sekolah tertentu untuk mengarahkan masa depan mereka. Menyuruh mereka les ini dan itu yang melelahkan otak dan hati mereka, karena belum tentu itu yang mereka suka dan inginkan walau dari "luar" mereka tampak enjoy-enjoy saja.



Kita lebih menginginkan mempunyai anak yang otaknya jenius daripada anak yang berani menghadapi kehidupan dengan apa yang ia punya. Kita lebih menginginkan memilik anak yang terkenal daripada anak yang bahagia dengan masa kecilnya. Kita lebih menginginkan memiliki anak yang asal punya pekerjaan di masa dewasanya daripada anak yang berintegritas tinggi terhadap pekerjaannya apapun itu. Tak heran banyaknya koruptor di masa kini menurutku juga karena mereka tidak benar-benar mencintai pekerjaannya, hanya mengambil "manfaatnya" saja untuk memperkaya dirinya sendiri.



Banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat kita, jika bapaknya polisi cenderung akan mengarahkan anaknya jadi polisi juga, jika bapaknya tentara cenderung akan mengarahkan anaknya jadi tentara juga, orang tuanya guru maka anak-anaknya pasti ada yang menjadi guru juga, orangtuanya dokter maka anak-anaknya tidak akan jauh-jauh dari profesi itu.



Memang tidak salah jika orang tuanya seorang pengusaha menginginkan anaknya jadi pengusaha juga atau profesi-profesi lain. Tapi kita tidak boleh mengabaikan kata hati anak, mereka juga memiliki hak untuk bahagia dengan profesinya kelak.



Sebagai orang tua yang mencintai mereka kita bisa membaca apa minat mereka sejak kecil, apa saja kecenderungannya, apa yang mereka minati. Kemudian membantu memberikan gambaran kepada anak-anak kita tentang apa yang disukainya dan kemungkinan-kemungkinannya di masa depan.


Alhamdulillah, aku sendiri telah merasakannya, bagaimana memiliki profesi yang sesuai dengan minat dan bakatku sendiri. Aku dapat melakukan hobyku sekaligus mendapatkan bonusnya berupa salary yang cukup dalam pandanganku. Yang penting aku bahagia, dan ketika kita bahagia menjalani profesi kita, maka secara otomatis kita akan menyerahkan segala integritas kita dalam pekerjaan itu.


Ada quote menarik dalam film Three Idiots yang aku suka :
"Ikutilah kata hatimu, sebelum kau berbaring di ranjang kematianmu dan menyesali keputusanmu dahulu, percayalah all is well (maksudnya mungkin "everything is gona be okay").


So tunggu apa lagi, semangaatt....!!!


10 komentar:

saidialhady mengatakan...

kalo udah dapet kerjaan sesuai hobyu emang udah pas banget.. pw.. :D

DenBaGas mengatakan...

Ass, Salam kenal mbak. Saya sependapat mbak alias setuju dengan pendapat mbak. 3 idiot film bagus emang, penuh makna walau awal film'y susah di tebak tapi setelah masuk dipertengahan saya tau itu flashback'y. Numpang berkunjung mbak

rahmat yudhistira mengatakan...

sakam henal dari saya.
blogger baru..

annie mengatakan...

setuju, Teh. 1. filmnya bagus. 2. pesan dari film itu, ikuti kata hatimu. Semoga saya bisa mengantarkan anak-anak menemukan cita sesuai hatinya, dalam bimbingan Allah. Aamiiin. Maaf lahir batin, Teh Win

Winny Widyawati mengatakan...

@ Saidy
Posisi Wenak ya mas :)

@ Den Bagas
Yupp, bagus memang, menginspirasi, lucu sekaligus romantis :)

@ Rahmat
Salam kenal juga

@ annie
Sama-sama ya mbak, mhn maaf lahir batin jg :)

Sukadi Brotoadmojo mengatakan...

Jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, kita harus mensyukuri apa yang kita peroleh...

begitu kan Mbak? :)

Fir'aun NgebLoG mengatakan...

kenapa hatiku ga bisa berkata apa2 yach?!! apa dia bisu?!!

Djangan Pakies mengatakan...

>assalamualaikum, pakies datang membawa silaturrahim persahabatan

>sangat inpiratif, dan komplit merambah semua aspek.
Bahwa seringkali orang tua menginginkan dan membentuk anak sesuai dengan kehendak orang tua. sebuah pemaksaan yang seringkali menghasilkan kekecewaan pada banyak pihak

>ijin follow

catatan kecilku mengatakan...

Sayang, kemarin aku tak bisa menyaksikan film ini waktu ditayangkan di TV, karena sibuk dg Idul Fitri di Jombang.

Ajeng mengatakan...

Saya tidak pernah bercita-cita menjadi guru mbak, latar belakang pendidikan saya juga bukan kependidikan, tapi entah kenapa saya merasa DIA sudah menuntun saya untuk memasuki dunia anak-anak. Memang tidak sesuai dengan kata hati saya, namun saya mencintai profesi ini, dengan segala isinya. Mungkin kita harus mengikhlaskan diri kita saja, karena kadang apa yg kita anggap baik ternyata tidak baik menurut-Nya, atapun sebaliknya.