tag:blogger.com,1999:blog-28027162631947501952024-02-21T02:34:00.784-08:00T e l a g a k uDikedamaiannya Kutuliskan KisahkuWinny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.comBlogger67125tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-48537527311734578432010-11-17T06:23:00.000-08:002010-11-17T11:53:56.497-08:00Mudahnya Ikhlas... Dua hari ini banyak yang mengangkat tema Idul Adha yang nota bene membicarakan Qurban. Jika diamati, hampir semua media mengangkat hal ini termasuk siapa saja dari tokoh-tokoh masyarakat yang berqurban hari kemarin dan tak ketinggalan berita tentang berjubelnya masyarakat dari kalangan yang lain mengantri untuk mendapatkan jatah daging hewan qurban tersebut. Tak jarang drama insiden terjadi semakin menyakiti rasa keadilan ini, melihat kaum wanita dan anak-anak yang seharusnya terlindungi terinjak-injak orang di kerumunan pengantri jatah daging hewan qurban tersebut.<br><br><br>Salah satu moment yang sudah menjadi rutinitas tahunan, namun nampakya telah kehilangan banyak maknanya di benak dan hati orang-orang yang merayakannya. Walaupun tak dipungkiri, jika melihat kuantitas, semakin banyak orang yang melaksanakan ibadah yang satu ini. Dari kalangan pejabat negara dan orang-orang ternama lainnya yang memiliki harta berlimpah seakan berlomba-lomba menyerahkan hewan Qurban dengan harga yang tinggi dan kualitas hewan yang terbaik. <br><br><br>Hanya saja apakah semua ini adalah cermin dari keikhlasan seperti yang telah diteladankan oleh sang perintisnya yaitu sang kekasih Allah Nabi Ibrahim as. Jika jawabannya belum, tentu semua orang yang berqurban dapat memahami, namun adakah setiap orang yang berqurban juga mau dan bertekad untuk meneladani ? Inilah pertanyaannya. Dan jawaban dari semua ini tercermin dari kehidupan kita sendiri.<br><br>Jika dalam masyarakat yang masih diselimuti oleh kereligiusan ini masih berseliweran jiwa-jiwa yang korup, ini menjadi pertanda, bahwa keihlasan umat atas aktivitas berkehidupannya masih diragukan. Bagaimana dapat dikatakan ikhlas, jika walaupun dia bekerja di instansi yang mengatas namakan kepentingan masyarakat namun pada faktanya adalah tempat dirinya memperkaya diri sendiri dengan cara mencurangi hak-hak orang lailn.<br><br><br>Kasus-kasus korupsi bermula pada telah hilangnya ikhlas dalam dada setiap pelakunya. Dia telah menjadikan kepentingan diri dan keluarganya satu-satunya alasan beraktivitas. Maka demi kepentingannya sendiri, dia rela bekerja habis-habisan, berkorban waktu dan tenaga, berkorban kebersamaan dengan keluarganya (yang dijadikannya tujuan), berkorban karena telah mempertaruhkan kehormatan dan masa depannya jika ketahuan korupsi dan sebagainya.<br><br><br>Bagaimana bisa dikatakan berqurban jika sepanjang hidupnya mengabaikan nasib orang lain dalam harta yang diamanahkan kepadanya untuk dia nikmati sendiri. Bagaimana bisa dikatakan berqurban jika selama usianya tak perduli akibat perbuatannya atas kesengsaraan ribuan saudara sebangsanya gara-gara apa yang <br><br><br>Hati masih berharap banyak dengan fenomena ini, harus selalu ada rasa syukur mengiringi segala keironisan. <span style="font-weight: bold;">Karena hakikat berqurban adalah keikhlasan.</span> <span style="font-weight: bold;">Ikhlas itu suatu keadaan dimana hati kita kosong dari segala sesuatu pada saat melakukan perbuatan yang baik, kecuali yang ada hanyalah Allah sebagai maksud dan tujuannya</span>. Maka adakah kita telah menjadikan Allah sebagai sebab dan tujuan dari ibadah qurban ini, adalah hanya Tuhan sendiri yang tahu, sedangkan kita sesama manusia hanya dapat menilai dari yang tersurat dan tersirat <br><br><br>Berqurban aslinya adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan kita sendiri yang rakus, yang tak pernah puas dengan apa yang telah diberikan Tuhan sehingga bersedia untuk menyikut sana-sini demi kepuasan diri sendiri. <br><br><br>Bicara Qurban sesungguhnya bicara tentang keikhlasan, mempersembahkan yang terbaik yang kita miliki demi mengagungkan Tuhan semesta alam yang imbasnya adalah kebaikan untuk sesama makhlukNYA. Akan mudah sekali untuk merasakan ikhlas manakala kita telah berusaha memmbersihkan diri dari segala kepentingan *walau hanya sebuah nama baik.*<br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com28tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-62111973015013561382010-10-16T04:53:00.000-07:002010-10-16T08:53:34.583-07:00Memanja Rasa Dikasar raga mendenyut rasa <br>Menggerakkan nurani dan sanubari silih berganti<br>Sesekali menerbangkan bahgia<br>Sesekali melayangkan lara<br><br><br>Kunikmati saja rasa yang ada<br>Memanja dengan temuan taqdirnya<br>Jika harusku menerima cinta<br>Maka kurenangi lautan geloranya<br>Jika harusku menelan duka<br>Kuberkhidmat di setiap sudutnya<br><br><br><br>Memanja rasaku sempurna<br>Mencicip setiap madu manisnya<br>Menelan setiap pahit getirnya<br><br><br>Namun tak berhingga fakta berkata-kata<br>Ada lebih banyak cinta menyapa <br>Lembut memetik dawai peristiwanya<br><br><br>Terbang di ketinggian lazuardy<br>Menabur sinar teduhnya pelangi<br>Membelai mengelus nurani<br><br><br>Di rasaku<br>Kau bertahta<br><br> <br> <br><object width="480" height="385"><param name="allowScriptAccess" value="never"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/vKusjhmJw70?fs=1&hl=en_US"><param name="allowFullScreen" value="true"><embed allowscriptaccess="never" src="http://www.youtube.com/v/vKusjhmJw70?fs=1&hl=en_US" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" width="480" height="385"></object> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-21813534258377987542010-10-14T00:30:00.000-07:002010-10-14T00:30:21.756-07:00Bunda By Melly Goeslaw [ENG SUB]<object style="background-image: url("http://i4.ytimg.com/vi/7cVkApSGLgI/hqdefault.jpg");" width="425" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/7cVkApSGLgI?fs=1&hl=en_US"><param name="allowFullScreen" value="true"><param name="allowscriptaccess" value="always"><embed src="http://www.youtube.com/v/7cVkApSGLgI?fs=1&hl=en_US" allowscriptaccess="never" allowfullscreen="true" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" width="425" height="344"></embed></object>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-45128284260060143462010-10-13T17:33:00.000-07:002010-10-13T21:33:12.763-07:00CurhatNggak tahu mau posting apa. Tapi begitu membuka <a href="http://brotoadmojo.wordpress.com/2010/10/14/award-arti-sahabat/#comment-1402">blog teman</a> yang didalamnya ada tanda persahabatan untukku, air mataku netes lagi. Terimakasih mas Sukadi atas awardnya. <br><br><br>Aku lelah dengan tulisan-tulisan yang bersuasana negatif di koran, facebook maupun blog. Dan setiap aku menerima kebaikan orang, walau cuma tulisan atau kata-kata pasti akan membuatku terharu.<br><br><br>Hari-hari ini aku tanpa sadar selalu menyampaikan perasaan, perasaan sayangku kepada sahabat-sahabatku yang sudah seperti saudara, baik di dunia nyata maupun maya. Kadang-kadang hanya dengan mengomentari foto teman SMA-ku di fesbuk, pasti aku tambahkan :"Aku sayang kamu" kecuali kepada teman laki-laki <img src="http://images.multiply.com/common/smiles/smile.png">, tentu aku tidak sevulgar itu walaupun di dalam hati rasa sayang itu rata terbagi. Aku merasa, hidup ini terlalu berharga untuk kita pakai saling acuh dan abaikan sesama. <br><br><br><br>Pengalaman hidupku, pernah berada dalam suatu organisasi yang tiada hari-harinya selain dari memusuhi pemerintah dan masyarakat di luar kalangannya membuatku merasa jengah. Walaupun organisasi itu berbasis agama, tetapi aku tahu (dengan pengetahuan yang mungkin cetek) bahwa agamaku tidak mengajarkan itu sesungguhnya. Agama yang kuyakini datang dari Tuhan semesta alam aku yakini sebagai pelita yang mencahayai hubungan kemanusiaan sesungguhnya.<br><br><br><br>Saat aku telah keluar dari lingkarannya, dan telah terlepas dari penjara aturan organisasi itu aku mengharap "atmosfir" kesejukan bisa kuhisap dalam-dalam di luar sana, dimana satu sama lain saling menghargai walau ada perbedaan diantara mereka. <br><br><br>Namun ternyata apa yang kudapat tak seindah yang kuharap. Ternyata, setelah menjadi "masyarakat biasa"pun tanpa diembel-embeli aktivis atau pejuang pun aku mendapati hal yang tidak berbeda. Mereka pun sama saling mencaci di luar kalangannya. Aku bergaul dengan anggota partai tertentu, darinya aku tahu ada perbedaan sikap dan perlakuan kepada orang-orang di luar anggota partainya dan diteruskan sikap itu kepada simpatisannya.<br><br><br>Di dunia maya pun aku "membaca", tak kalah sengit sikap-sikap sumir, sindir-menyindir, keras bahkan tajam sama ditujukan kepada orang-orang selain diri atau kelompoknya. Selalu ada alasan untuk menjelekkan dan menjatuhkan kehormatan orang lain, bahkan walaupun itu pemerintahnya sendiri, negaranya sendiri, dsb. <br><br><br>Untuk diketahui, aku sama sekali tidak tertarik dengan politik, dan aku bukan pendukung para pelaku politik manapun. Bukan pendukung SBY, bukan pendukung lawan-lawan politiknya juga. Tak ada kepentinganku atas semua itu. Aku hanya ibu rumah tangga biasa yang sama perlu dengan apa-apa yang mereka teriakkan dan tuntut.<br><br><br>Tetapi tidak harus dengan kata-kata yang menghinakan untuk mengingatkan seseorang, sama sebagaimana kita tak ingin dihina orang. Kita hidup di negeri ini, makan minum di dalamnya, berjodoh beranak pinak di pelukannya,dan mungkin akan mati pun disana pula.<br><span style="font-weight: bold;">Mengapa harus menanam kebencian untuk menuai kasih sayang. Mengapa harus menebarkan permusuhan untuk menghadirkan persaudaraan. Mengapa harus membuat kehancuran untuk mewujudkan keadilan ?</span> <br><br><br>Saya kira, jika kita bisa mengembalikan diri kita kepada fhitrah kita yang baik aslinya, kita tak akan seberingas ini mensikapi keadaan. <br><br><br>Suatu hari (atau sudah kau temukan ???), akan terasa betapa sedikitnya waktu untuk bisa kita mengecap kebahagiaan bersama sesama kita. Bersama orang tua kita, bersama adik kakak kita, bersama suami atau istri kita, bersama teman-teman kita, bersama kerabat, tetangga dan masyarakat sekeliling kita. Bersama pemimpin kita.<br><br><br>Yang sedikit itu akan sangat terasa manakala kita merasa akan ditinggalkan oleh mereka yang kita sayang dan menyayangi kita.<br><br><br>Entahlah....<br>Mungkin perasaan mello ini disebabkan berita mengejutkan sekaligus menyedihkan buatku kemarin sore. Mamaku sakit sahabatku. Mama orang yang aku sayangi sakit. Mamaku mengidap Leukemia.<br><br><br>Persahabatan kita disini sudah sangat berharga buatku, tapi ada satu lagi yang aku minta dari pertemanan ini, yaitu do'a. Dengan kerendahan hati saya mohonkan do'a teman-teman untuk Mamaku. Semoga beliau bisa menjalani episode ini dengan sabar, tenang dan tidak kehilangan kebahagiaannya. <br>Allahumma aamiin...<br><br><br><br>Bogor 14 Oktober 2010<br><br><br><br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-53894385670883538982010-10-12T04:37:00.000-07:002010-10-12T08:37:27.891-07:00Pelukan Untuk Izzabelita<br> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-61908750870254454232010-09-16T15:46:00.000-07:002010-09-17T01:42:19.531-07:00Ikuti Kata HatimuPernah nonton film 'Three Idiots" ? Disutradarai oleh Rajhkumar Hirani. Film yang menurutku cerdas jalan ceritanya dan sangat menginspirasi. Dulu nonton film India suka suntuk, apalagi kalo udah ada adegan cari-cari pohon sama tiang bendera buat dipake nyanyi dan nari, uhh repot banget. Sekarang sudah banyak film India yang bagus dan mendidik walaupun tetep senderan di pagar dan tembok masih ada kayaknya hehehe. Sudah terlambat membahas film bagus ini, dirilis akhir tahun 2009 lalu (walaupun ada beberapa adegan yang tidak baik untuk ditiru) aku ingin mengambil hikmahnya aja.<br />
<br />
<br />
Menonton film itu membuatku ingat dengan keponakanku. Dia bisa mendapatkan profesi sesuai dengan kata hatinya. Keponakanku Erin namanya, sangat suka dengan kucing sejak kecil. Orang tuanya (kakakku) penyayang binatang, ada banyak peliharaan di kebunnya, dan kucing ini termasuk peliharaan yang dibiarkan berkeliaran di dalam rumah. Erin dan kedua adik perempuannya semua sama mencintai binatang berbulu lebat ini.<br />
<br />
<br />
Aku tidak menduga, perjalanan hidup Erin membawanya pada profesi yang ia inginkan. Setelah lulus dari SMA di daerahnya ia melanjutkan pendidikannya ke jurusan peternakan di IPB Bogor. Dan menyelesaikan seluruh pendidikan kedokteran hewannya di UGM Yogya.<br />
<br />
<br />
Bahagiaku untuknya, sekarang ia sudah menikah dan mengandung anaknya yang pertama, bersama suami dari bidang profesi yang hampir sama ia nampak sangat menikmati hari-harinya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9A2vz1IA5CZHD4cy6YEWagKSyTGQKm9-isqohOhBZbzUiaoV8_36jmJzKszmiNl-RaG88stN8DgUPVyOU1sCJnZKzX6UH-VHgMNZzF7IjhOfAevHbB67T2SetrgBsO7JXC4wXvnwHpCDe/s1600/erin1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9A2vz1IA5CZHD4cy6YEWagKSyTGQKm9-isqohOhBZbzUiaoV8_36jmJzKszmiNl-RaG88stN8DgUPVyOU1sCJnZKzX6UH-VHgMNZzF7IjhOfAevHbB67T2SetrgBsO7JXC4wXvnwHpCDe/s320/erin1.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzNEoWlVsC_XniXD93ovCGVvqkv9zSqUcL1ECDxKsWEploFqaHtUrwzyB5Coh8VgtKAgqz32oudDvX0RRf9eTJ6ijosvZlfhQVuyQK-DVHs8kk_UctxR2q8yWhh751MP9oIs2Y6lPx7zPM/s1600/erin2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzNEoWlVsC_XniXD93ovCGVvqkv9zSqUcL1ECDxKsWEploFqaHtUrwzyB5Coh8VgtKAgqz32oudDvX0RRf9eTJ6ijosvZlfhQVuyQK-DVHs8kk_UctxR2q8yWhh751MP9oIs2Y6lPx7zPM/s320/erin2.jpg" /></a></div><br />
<br />
<div style="text-align: center;">Foto 1 : Erin yang pake kerudung hitam </div><div style="text-align: center;">Foto 2 : Masih pake kerudung hitam, suaminya dibelakang mereka sedang asyik dg pasiennya </div><br />
<br />
<br />
Banyak dari kita yang menjalani profesinya tidak sesuai dengan hati nuraninya, membuat pelakunya berat menjalaninya. Jangankan untuk bisa berdedikasi dan berintegritas, mau disiplin aja sulit. Makanya menurutku banyak kejadian diberitakan di TV seperti PNS ( yang bukan PNS juga banyak) sering bolos atau mangkir, pas jam kerja keluyuran di mall-mall, menurutku mereka adalah orang-orang yang kurang mencintai pekerjaannya. Hanya mengharapkan salarynya aja, nggak fair memang.<br />
<br />
<br />
Apa yang aku "lihat" di film yang tersebut di atas bisa menjadi inspirasi untuk kita semua, untuk mengikuti kata hati dalam memutuskan profesi apa yang akan kita pilih dalam kehidupan kita, sebelum kita menyesalinya. <br />
<br />
<br />
Banyak orang tua (mungkin termasuk kita sendiri) sering memaksakan kehendak kepada anak-anak kita, disadari atau tidak. Memasukkan mereka ke sekolah-sekolah tertentu untuk mengarahkan masa depan mereka. Menyuruh mereka les ini dan itu yang melelahkan otak dan hati mereka, karena belum tentu itu yang mereka suka dan inginkan walau dari "luar" mereka tampak enjoy-enjoy saja.<br />
<br />
<br />
<br />
Kita lebih menginginkan mempunyai anak yang otaknya jenius daripada anak yang berani menghadapi kehidupan dengan apa yang ia punya. Kita lebih menginginkan memilik anak yang terkenal daripada anak yang bahagia dengan masa kecilnya. Kita lebih menginginkan memiliki anak yang asal punya pekerjaan di masa dewasanya daripada anak yang berintegritas tinggi terhadap pekerjaannya apapun itu. Tak heran banyaknya koruptor di masa kini menurutku juga karena mereka tidak benar-benar mencintai pekerjaannya, hanya mengambil "manfaatnya" saja untuk memperkaya dirinya sendiri.<br />
<br />
<br />
<br />
Banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat kita, jika bapaknya polisi cenderung akan mengarahkan anaknya jadi polisi juga, jika bapaknya tentara cenderung akan mengarahkan anaknya jadi tentara juga, orang tuanya guru maka anak-anaknya pasti ada yang menjadi guru juga, orangtuanya dokter maka anak-anaknya tidak akan jauh-jauh dari profesi itu. <br />
<br />
<br />
<br />
Memang tidak salah jika orang tuanya seorang pengusaha menginginkan anaknya jadi pengusaha juga atau profesi-profesi lain. Tapi kita tidak boleh mengabaikan kata hati anak, mereka juga memiliki hak untuk bahagia dengan profesinya kelak. <br />
<br />
<br />
<br />
Sebagai orang tua yang mencintai mereka kita bisa membaca apa minat mereka sejak kecil, apa saja kecenderungannya, apa yang mereka minati. Kemudian membantu memberikan gambaran kepada anak-anak kita tentang apa yang disukainya dan kemungkinan-kemungkinannya di masa depan.<br />
<br />
<br />
Alhamdulillah, aku sendiri telah merasakannya, bagaimana memiliki profesi yang sesuai dengan minat dan bakatku sendiri. Aku dapat melakukan hobyku sekaligus mendapatkan bonusnya berupa salary yang cukup dalam pandanganku. Yang penting aku bahagia, dan ketika kita bahagia menjalani profesi kita, maka secara otomatis kita akan menyerahkan segala integritas kita dalam pekerjaan itu.<br />
<br />
<br />
Ada quote menarik dalam film Three Idiots yang aku suka :<br />
<span style="font-weight: bold;">"Ikutilah kata hatimu, sebelum kau berbaring di ranjang kematianmu dan menyesali keputusanmu dahulu, percayalah all is well (maksudnya mungkin "everything is gona be okay").</span><br />
<br />
<br />
So tunggu apa lagi, semangaatt....!!!<br />
<br />
<br />
<div class="multiply:no_crosspost"></div>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-15746204582079698732010-08-24T19:03:00.000-07:002010-08-24T23:03:59.137-07:00Yusnita Febri<span class="insertedphoto"><a href="http://zaffara.multiply.com/photos/hi-res/1M/466"><img class="alignmiddleb" src="http://images.zaffara.multiply.com/image/B5xvIGyTgIZTa+FIkxhtwg/photos/1M/300x300/466/IMGP0441.JPG?et=T9U%2CvqTB%2B19%2Cs4lU1KzGTw&nmid=0" border="0"></a><br><br></span><div style="text-align: center;"> </div><!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-36313384145773162942010-08-09T22:11:00.000-07:002010-08-10T02:11:36.328-07:00Nathan dan Mama<a href="http://zaffara.multiply.com/photos/hi-res/1M/279"><span class="insertedphoto"><a href="http://zaffara.multiply.com/photos/hi-res/1M/280"><img class="alignmiddleb" src="http://images.zaffara.multiply.com/image/Po2ZG9EVkbRqVRcvDnopIQ/photos/1M/300x300/280/P10-08-10-15-591.jpg?et=kv2LOFbZPkeEWcXJMtGNeQ&nmid=0" border="0"></a></span></a><span class="insertedphoto"><a href="http://zaffara.multiply.com/photos/hi-res/1M/279"><img class="alignmiddleb" src="http://images.zaffara.multiply.com/image/3W6yoo+g9SHa1vPlYm3H0A/photos/1M/300x300/279/P10-08-10-15-595.jpg?et=nxwVCH%2BzCvd%2CuM6MHufsAQ&nmid=0" border="0"></a><br>Pake pensil anakku, moga-moga mbak Febbie nggak kecewa yaa...<br>*Eh diposting disini, abis yg bisa ngaplot foto kan yg aku tau cuma disini...gaptek-ku kumat mbak*<br><br>O ya salam kenal buat Nathan yaaa....<img src="http://images.multiply.com/common/smiles/smile.png"><br></span> <!-- multiply:no_crosspost --><p class='multiply:no_crosspost'></p>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-75375175432061905632010-08-06T07:59:00.000-07:002010-08-07T02:11:53.926-07:00Cintaku Untuk IndonesiaKata orang....<br />
Perancis itu negeri romantis<br />
Siapa yang datang kan terhipnotis<br />
Serasa jatuh cinta setiap waktu<br />
Menimpa siapa saja yang bertamu<br />
<br />
<br />
Kata orang...<br />
Spanyol itu negri indah tak terkata<br />
Pemilik keelokkan di Andalusia<br />
Memecut hati orang terbang kesana<br />
Kota Granada membius jiwa<br />
<br />
<br />
Kata orang...<br />
India itu negeri yang kaya<br />
Beragam suku dan budaya<br />
Taj Mahl menjadi lambang cinta<br />
Negeri bertabur indahnya wanita <br />
<br />
<br />
Kata orang...<br />
Amerika itu negeri yang hebat<br />
Tempat berkumpul para Teknokrat<br />
Menjadi raja menguasai dunia<br />
Siapa saja dapat diaturnya<br />
<br />
<br />
Namun mengapa tetap saja...<br />
Di jiwaku hanya ada Indonesia<br />
Tanah tempat ibuku mencinta<br />
Air tempat masa kecilku bercengkrama<br />
<br />
<br />
Merenda usiaku disetiap jengkal rerumputannya<br />
Merajut kenanganku disetiap jatuh air hujannya<br />
Tempat melihat ayahku berjuang menyekolahkanku<br />
Tempat melihat ibuku menjahit baju pengantinku<br />
<br />
<br />
Biar indah negeri lain dikata orang<br />
Tak hendak aku mengejarnya<br />
Biar bobrok negriku dicerca orang<br />
Tak hendak aku meninggalkannya<br />
<br />
<br />
Biarlah kupuaskan pengabdianku<br />
Untuk membangun negriku<br />
Biarlah kuhabiskan kekuatanku<br />
Untuk menolong saudara sebangsaku<br />
<br />
<br />
Demi syukurku kepada Tuhanku<br />
Telah menyimpan jiwa ragaku<br />
Di negeri zamrud khatulistiwa<br />
INDONESIA<br />
<br />
<br />
Ditulis untuk mengikuti lomba <a href="http://abdulcholik.com/2010/08/01/gelar-puisi-aku-cinta-indonesia/">Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia</a> yang diselenggarakan <a href="http://abdulcholik.com/">Blogcamp</a><br />
Mencoba membuat puisi ala Pakde cholik, semoga yang punya hajat berkenan, amiin ^,^Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-31443594625101516972010-07-31T06:08:00.000-07:002010-07-31T06:08:22.282-07:00Hening...Telagaku hening.....<br />
Hanya sedikit angin menggoda dedaunan<br />
Sedang apakah katak di bentang teratai itu ?<br />
Adakah ia tengah diliput bahagia<br />
Kudengar ia melantunkan latansa<br />
<br />
<br />
Ahh telagaku sunyi....<br />
Hanya gemericik airnya kudengar resik<br />
Adakah bulan itu tersenyum padaku ?<br />
Sinarnya berpendar saat kutatap ia<br />
Mungkin ia malu mengungkapkannya<br />
<br />
<br />
Bayangku bergelombang di air cerminmu telagaku....<br />
Ia meliukkan tarian magis disetiap kilaunya<br />
Seakan mengejekku yang terduduk beku<br />
Menanti amarahku....<br />
<br />
<br />
No...no.....no...!!!<br />
Tak bisa kau temukan murkaku hai bayanganku !<br />
Telah kubuang ia ke lumpur terhitam<br />
Dan kucampakkan ia ke negeri terjauh<br />
<br />
<br />
Hanya senyuman nan kusimpan rapih<br />
Di kotak perhiasan kalbuku terdalam<br />
Dan kukunci ia dengan api emas<br />
Bertudung ikhlas sehalus pualam<br />
<br />
<br />
Telagaku sepi malam ini<br />
Hanya suara jengkrik berderik<br />
Mengiring symphony semesta telagaku<br />
Menuntun lagu rindu kecapiku<br />
<br />
<br />
Telagaku hening......<br />
*suara air mengalir tenang.......*Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-13931979832942333362010-07-25T07:17:00.000-07:002010-07-25T12:33:17.116-07:00Ngaku = Lelah dan Capek = NihilMenjadi diri yang ikhlas itu tidak semudah mengucapkannya. Ia mensyaratkan kekosongan dari pamrih. Padahal banyak hal yang manusia sulit sekali untuk tak berpamrih jika tak cepat sadar akan hakikatnya diri yang sesungguhnya faqir, tak punya daya dan kekuatan jika tidak bersama Tuhannya.<br />
<br />
Apalagi pada zaman dimana dunia sudah penuh dengan hukum-hukum pro-nafsu. Yang tersurat maupun yang tersirat, tertulis maupun terjabarkan. Segala hal butuh pengakuan, bahkan pengakuan menjadi sumber rezeky. Merambah ke semua arah, segala profesi maupun non profesi. <br />
<br />
Apabila ditelisik kemudian mengapa orang butuh pengakuan? apakah demi harga diri? ataukah agar supaya orang lain tahu hak-haknya? atau seperti diungkapkan pertamakali, karena disitu ada sumber penghasilan ? Jawabannya akan bergantung pada kejujuran hati nuraninya.<br />
<br />
Menyimak fenomena saat ini dari pemberitaan-pemberitaan di berbagai media, dimana nampaknya orang-orang berani berjuang demi sebuah pengakuan bahkan walaupun harus berkorban harta, waktu bahkan nyawa. Banyak terjadi sengketa diantar anak bangsa hanya karena masalah ini. <br />
<br />
<br />
Mudah kita temukan bagaimana jika seseorang tersinggung dengan seorang lainnya maka akan melayang surat-surat somasi untuk orang yang telah menyinggungnya. Jika kebetulan orang itu public figure maka tidak cukup surat somasi, melainkan diadakanlah konferensi pers untuk memperjelas ketersinggungannya tak perduli apakah perso'alannya adalah perso'alan penting (untuk masyarakat) ataukah tidak.<br />
<br />
Saat ini kita menyaksikan, bahkan pelaku-pelaku kejahatan pidana maupun asusila pun masih berusaha mencari celah untuk dirinya mendapatkan pengakuan itu, mengumpulkan alasan-alasan untuk mendapatkan pembenaran dari masyarakat atau setidaknya permakluman atas apa yang telah dibuatnya.<br />
<br />
<br />
Apakah kita sedang membicarakan para artis ? Tidak sama sekali ! Kita sedang membicarakan diri sendiri. Apakah kita ini sekarang ? sebagai pemimpin perusahaan yang ingin dihormati ? lalu jika ada karyawan yang tak sependapat dengan kita maka kita akan membuat segala cara agar dia sefaham dengan kita atau memecatnya ?<br />
<br />
<br />
Apakah kita sebagai pejabat negara yang ingin diakui, maka segala kebijakan yang kita putuskan harus dibenarkan dan didukung ? Jika ada yang berani mempertanyakan bahkan menentang maka kita akan berusaha meredamnya bahkan memberangusnya dan menganggap mereka sebagai musuh negara?<br />
<br />
Apakah kita sebagai ulama atau aktifis da'wah, yang ingin diakui, maka jika kita bicara sesuatu rasanya tidak afdhal jika tak menyitir kitab suci walau bagaimanapun, kapanpun dan dimanapun? dan karena yang disitir adalah kitab suci maka orang yang mendengar "tak pantas" untuk memiliki pendapat berbeda ? Lalu jika mereka tetap dalam perbedaan pemahamannya maka kita akan memutuskan bagi mereka kaum yang mufasiq, dzalim bahkan kafir seolah kita telah menjadi hakim ?<br />
<br />
<br />
Apakah kita sebagai seniman dan budayawan yang ingin diakui ? maka identitas kebudayawanan dan kesenimanan kita harus terjelaskan berupa kebijaksanaan, keberfihakkan, keorisinilan, kepintaran sekaligus kekhasan (kalau tidak bisa disebut ke-slengean). Karena yang menjadi bahan rujukan budayawan dan seniman itu filsafat kebenaran, maka siapa atau fihak manapun yang bersuara berbeda dengannya maka akan dianggap pecundang dimana gagasan-gagasan mereka dianggap pembodohan. <br />
<br />
<br />
Apakah kita sebagai jurnalis kawakan dari media yang terpercaya yang ingin diakui maka segala pemberitaan kita harus menghebohkan, harus yang paling awal merilis, harus kontroversial, harus "terkesan tajam" dan "terkesan" berfihak kepada rakyat kecil ? Karena merasa pandai, tajam dan terpercaya maka seandainya ada media lain yang lebih cepat, lebih tajam, lebih akurat maka segala cara boleh dilakukan demi menaikkan popularitas.<br />
<br />
<br />
Semua hanya masalah pengakuan.<br />
Bahkan orang-orang kecil dan lemahpun butuh pengakuan. Berapa banyak orang-orang berdemo, mengandalkan jumlah kawan yang banyak untuk menebus kekurangan mereka dalam hal ekonomi ataupun pendiskriminasian, mengeluhkan ketidak adilan, menuntut perbaikan nasib, memaksa dilakukan perubahan hukum. <br />
<br />
<br />
Apakah salah kita menuntut hak untuk sebuah pengakuan ? dengan kata lain :"Apakah 'Ngaku' itu salah ?<br />
<br />
<br />
Dalam Islam khususnya, Nabi saw kita mengajarkan kepada kita untuk "mengambil" bagian dari dunia ini seperlunya, tidak berlebih-lebihan. Seperlunya kita hidup. Bahkan ada hadistnya yang berisi :"Makanlah dan minumlah kamu sekedar agar punggungmu tegak" (HR. Bukhary-Muslim). Terkait dengan masalah keperluan ragawi, seprti demikianlah yang dicontohkan.<br />
Maka jika telah melampaui keperluan, dikhawatirkan telah jatuh pada sikap berlebihan. Itulah yang membawa orang kini sibuk sekali mengelola pekerjaan dan harga dirinya dimata umum. <br />
<br />
Pengakuan adalah hal lain diluar keperluan hidup sesungguhnya, yang walaupun orang kini berjuang keras mendapatkannya. Untuk apa pengakuan itu jika saja kita mau menyadari bahwa jangankan untuk bisa berfikir, bekerja, meraih prestasi-prestasi, mengembangkan sayap "kesuksesan" dan sebagainya sedang bernafaspun kita tidak bisa kecuali karena oleh dan bersama Tuhan saja yang Allah asmaNYA. <br />
<br />
<br />
Hanya sesederhana itu . Tidak sulit sesungguhnya untuk tidak mengaku atau merasa paling pintar sendiri, paling benar sendiri, paling kuat sendiri. Diri ini akan asyik "memandang" kepandaian, kebenaran dan kekuatan Tuhan saja. Dan segala yang ada di dunia ini tidak ada kecuali karena bersumber dari Pintar, Benar dan Kuatnya Tuhan. <br />
<br />
<br />
Yang sulit itu justru kalau sudah ngaku atau "merasa memiliki" pintar, benar dan kuatnya. Hidupnya lelah mengejar-ngejar pengakuan orang lain, kalaupun ada harta yang didapat, ataupun sedikit penghormatan, maka itu semua tak akan dibawa mati yang mutlak/pasti kedatangannya. <br />
<br />
<br />
Maka belajar untuk ikhlas, belajar sampai ajal tiba. Belajar menafikan segala yang fana ini, sambil terus menegakkan dzikir kepada Yang Maha Ada, Yang paling pantas untuk 'Ngaku', mengakui bahwa segala yang ada ini adalah CiptaanNYA, PerbuatanNYA, Maha KaryaNYA.<br />
Sambil terus berkarya, karena sebagai manusia karya kita akan menjadi pancatan yang kokoh untuk bisa sampai kepadaNYA jika dilakukan dengan IKHLAS. <br />
<div class="multiply:no_crosspost"></div>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-44391148139834378372010-07-19T03:21:00.000-07:002010-07-19T03:45:58.567-07:00Do'a Anaku Di Sore ItuSore ini, aku baru sempat mencuci bertumpuk baju keluargaku karena kesibukan hari kemarin hingga siang tadi. Saat aku hampir menyelesaikan pekerjaanku, muncul Fadly anak laki-lakiku. Terdengar di telingaku dia bergumam :<br />
<br />
<br />
<i style="color: #fff2cc;"><b>" Kasian Umy, banyak pekerjaan. Umy capek ya ?".</b></i><br />
<br />
<br />
Aku tersenyum kepadanya, Fadly anak laki-lakiku berusia 5.5 tahun yang paling sering membuat hatiku ketar-ketir karena tingkah polahnya yang sering membuat seisi rumah kesal dan marah. Tetapi Fadly juga anak yang paling sering menunjukkan empatynya kepada ibunya ini. Mendengar dia bertanya demikian, aku hanya tersenyum dan menjawab :"Adek do'ain umy ya". Tanpa kupinta lagi, dengan lancar ia berdo'a dalam bahasanya sambil berdiri di belakangku yang masih menjemur pakaian-pakaian basah itu.<br />
<div style="color: #fff2cc;"><br />
</div><div style="color: #fff2cc;"><br />
</div><div style="color: #fff2cc;"><i><b>" Ya Allah, Umy jangan sakit ya Allah. Umy jangan diapa-apain. Pliiis ya Allah. Aku janji nggak nakal sama Neng ( Rahma adik bungsunya). Aku nggak jajan 2000 (maksudnya 2000 rupiah) lagi Ya Allah, Suer SDA (Swear Sumpah Demi Allah). Umy sehatin ya Allah. Pliiis ya Allah Amiin "</b></i></div><br />
<br />
Aku tetap membuka tanganku, diantara rasa haru dan geli, tetapi tetap kuamini dengan sepenuh hati.<br />
<br />
<i>Terimakasih Ya Allah, setiap hari Kau anugrahkan "syurga" di hatiku melalui mereka anak-anakku </i>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-79025741953059797592010-07-12T04:39:00.000-07:002010-07-12T04:39:12.276-07:00Indahnya PersahabatanBismillahrrahmanirrahiim<br />
<br />
<b>"Nggak apa-apa dek, santai aja :)"</b><br />
Sebuah kalimat yang membuatku lega. Kalimat itu datang dari seorang penulis "besar" yang telah menjadi teman kontak-ku bernama <a href="http://anadia.multiply.com/">Asma Nadia </a>di PMku di Multiply. Beliau membalas permohonan maafku atas terimportnya postingan-postinganku dari Blogspot ke Multiply yang aku khawatir akan memenuhi notifikasinya dan membuat beliau kurang nyaman.<br />
<br />
Datang lagi balasan dari mbak <a href="http://wardatulmahabbah.multiply.com/">Wardatulmahabbah </a>:<br />
<b>sudahlah ukhty..<br />
ndak usah terlalu dipikirkan<br />
itu hanya masalah kecil<br />
yang terpenting kita tidak punya niatan untuk menganggu mereka<br />
dan selalu berusaha untuk menjadi yg lebih baik<br />
luruskan niat ukh..<br />
berdo'a sama Allah semoga diberi kemudahan dalam menghadapi tiap persoalan.<br />
lanjutkan saja..<br />
jangan terlalu dimasukan dihati apa kata orang<br />
hidup jangan hanya dengan memakai perasaan<br />
tapi pandang juga dengan realita kehidupan<br />
jangan hatimu terlalu terluka<br />
oleh akibat tikaman kata kata manusia<br />
lebih baik simpan hatimu untuk keindahan segala karunia-Nya..:)<br />
ikhlas dan sabar ya ukh..:)</b><br />
<br />
Dan adalagi balasan PM dari mas <a href="http://hwibntato.multiply.com/">Hendra Wibawa</a> yang membuatku merasa lega dan merasa disambut dengan "kehangatan" di rumah tulisan baruku di Multiply.<br />
<br />
<br />
Tahukah sahabat ? Semua ungkapan diatas adalah kebahagiaan pertamaku di Multiply setelah kejadian tereksportnya postingan-postinganku di Blogspot ke Multiply telah membuat beberapa sahabat di MP kurang nyaman dan keluhan-keluhan mereka membuatku merasa tidak enak sebagai new comer sudah membuat "masalah". Bagaimanapun kehadiran ditempat yang baru adalah sebuah "curious" sekaligus kegembiraan ditambah kebingungan. Maka munculnya teman-teman baru yang mengulurkan keramahan dan permakluman atas kekurangan kita sebagai pendatang baru sangatlah mengesankan. Oleh sebab itu dengan cepat nama-nama mereka menjadi akrab dan terasa "hangat" di hati.<br />
<br />
<br />
Dari kejadian itu aku belajar untuk berusaha menjadi teman yang baik sesama MPers dan tentu saja demikian pula dimanapun baik di Blogspot maupun situs-situs lainnya. Sebagai pendatang harus memperhatikan kebiasaan baik di tempat yang baru, jangan sampai kehadiran kita di tempat itu membuat "onar/ heboh" yang mengusik ketenangan dan kenyamanan mereka. Demikian pula jika kita menjadi "penghuni lama" akan menjadi rahmat kehadiran kita itu apabila jika datang pendatang baru kita sambut dengan baik penuh keramahan walau dengan gayanya sendiri-sendiri. Memberi tahu dengan cara yang baik apabila terlihat sang tamu kurang memahami aturan-aturan main di tempat barunya itu (sebagaimana yang aku alami di blogspot ini saat seorang sahabat baikku mbak <a href="http://sabarya.blogspot.com/">Latifah Hizboel</a> dengan sabar mengajariku memasang link ataupun award dsb).<br />
<br />
Karena bergaul di dunia internet pun tidak berbeda aku kira aturannya dengan bergaul di dunia nyata dimana agama mengajarkan untuk saling menghormati, saling menyayangi, saling mendukung dalam kebaikan.Oleh sebab itu semoga kehadiranku dimanapun mendatangkan manfaat bagi sahabat-sahabatku dan diriku sendiri. Apabila terdapat kekurangan atau kekhilafanku sudilah kiranya untuk memaafkan.<br />
<br />
Indah sekali persahabatan jika dinaungi dengan saling menyayangi satu sama lain karenaNYA.<br />
SalamWinny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-2762266969430643372010-07-10T13:32:00.000-07:002010-07-10T13:36:27.520-07:00Diantara misykat dan resahnya...Dia bahagia...<br />
Begitu kata orang...<br />
Melihatnya ceria ditengah kesibukannya<br />
Tak salah orang menilai<br />
<br />
Padahal ada seonggok sesal di sudut jiwanya<br />
Menemaninya disetiap hiatusnya<br />
Mengapa hanya secuil yang dimilikinya<br />
Disaat ia merasa mampu merengkuhnya dengan seluruh dekapnya<br />
<br />
Hanya kepasrahan dari sebuah keterpaksaan<br />
Ketika keadilan tak diperuntukkan bagi dirinya<br />
Bagaimanapun ia mencoba bertahan<br />
Terpuruk juga pada akhirnya<br />
<br />
Dia gembira...<br />
Begitu kata orang...<br />
Melihatnya riang ditengah aktivitasnya<br />
Tak salah orang menilai<br />
<br />
Padahal ada gundah di relung hatinya<br />
Mengiringinya disetiap diamnya<br />
Mengapa Tuhan memilihkan ini untuknya ?<br />
Disaat ia merasa mampu menjadi yang selainnya<br />
<br />
Hanya setangkup do'a terjabarkan<br />
Terbuka segala rahasia perso'alan<br />
Membiarkan kembali syukur menelisik dada<br />
Kembali mencari misykat nan bercahayaWinny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-76793994666085213582010-06-26T09:49:00.000-07:002010-06-26T09:49:48.470-07:00Aku....Inilah Aku...<br />
<br />
Bagaimana kau akan memperumpamakanKU ?<br />
Sedang Aku bukan segala yang dapat kau jelaskan<br />
<br />
Aku tidak datang kepadamu, karena Aku tidak jauh <br />
Aku pun tiada pergi darimu, karena Aku tidak berjarak<br />
Jika Aku begitu dekat maka dekatKU tak menyesakkanmu<br />
Jika Aku begitu lekat maka lekatKU tak menyempitkanmu<br />
<br />
Aku bukan penunggu dari masa yang lalu<br />
Aku bukan pendatang dari masa yang baru<br />
Aku tak didahului <br />
Aku tak diakhiri<br />
<br />
Aku berada dimanapun<br />
Aku tak terdinding ruang<br />
Aku berada kapanpun<br />
Aku tak dihalangi waktu<br />
<br />
Aku bergerak sesukaKU<br />
Dan bergerak adalah SifatKU<br />
Aku berkehendak semauku<br />
Dan berkehendak adalah KhasKU<br />
<br />
Aku meliputimu<br />
Aku menyertaimu<br />
Aku menunggumu<br />
Dalam pintu nuranimu<br />
<br />
Lihat CahayaKU<br />
Kau akan mendapatkan isyaratKU<br />
Datanglah padaKU<br />
Disitu kebahagiaanmu<br />
<br />
Inilah Aku...<br />
Berkehendak agar kau pulang kepadaKUWinny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-66880774203736432702010-06-23T01:12:00.000-07:002010-06-23T01:46:53.240-07:00Aku Tak Tahu....<i></i><br />
<div class="tower" style="color: white;">Tercekat aku di sudut kebisuanku</div><div class="tower"><div style="color: white;">Menyaksikan bencana dan durjana semakin mengakar mengurat nadi </div><div style="color: white;">Meraja lela di pelosoknya</div><div style="color: white;">Mewabah di setiap lorong-lorong</div><div style="color: white;">Menghantui rumah-rumah si lemah</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">Telah tak memandang siapa</div><div style="color: white;">Kawan, sahabat ataupun saudara</div><div style="color: white;">Orang tua ataupun anak mendapatkan aniaya</div><div style="color: white;">Lebih mulia binatang melata </div><div style="color: white;">Dibiarkan hidup sedang nyawa manusia tlah tak berharga </div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">Mengapa DIA membiarkan ini semua terjadi ? </div><div style="color: white;">Rumah-rumah yang digusur tanpa ampun, ketimpangan sosial yang memuakkan, bencana dan wabah penyakit yang bertubi-tubi, kerusakan moral dari kalangan kanak-kanak hingga lansia, pelacuran terselubung maupun terbuka, penyimpangan seksual, pemerkosaan, pembunuhan...???</div><div style="color: white;"> </div><div style="color: white;"> </div><div style="color: white;">Dimana DIA saat bayi-bayi tak bersalah itu dibunuh ibunya? </div><div style="color: white;">Dimana DIA saat anak-anak tak bersalah itu diperkosa,disodomi, dibunuh pula? </div><div style="color: white;">Dimana DIA saat anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja menjadi arang, terbakar hidup-hidup dirumahnya yang terbakar? </div><div style="color: white;">Dimana DIA saat para istri tercabik-cabik hatinya luar biasa disaat suaminya memadu kasih dengan wanita lain? </div><div style="color: white;">Dimana DIA saat para perampok menyatroni rumah dan membunuh penghuninya tanpa rasa berdosa? Dimana DIA saat para penjajah itu merangsek masuk ke negeri orang membantai membunuhi warganya? <br />
</div><div style="color: white;">Dimana DIA saat si sakit meraung-raung tak bersuara menahankan penderitaan di tubuh lemahnya ?</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">Dimana DIA ????</div><div style="color: white;">Dimana Allahku.....???</div><div style="color: white;">Menangis........ </div><div style="color: white;">Menangis aku dalam hatiku....</div><div style="color: white;"> <br />
</div><div style="color: white;"> Senyaap.......Heniing<br />
</div><div style="color: white;"> Sesuatu mengetuk-ngetuk pintu kalbuku...</div><div style="color: white;">Melingkari relungku dengan bias cahaya</div><div style="color: white;">Deg deg deg</div><div style="color: white;">Huw Huw Huw</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">Kurasakan DIA amat dekat padaku</div><div style="color: white;">Tak dapat kutebak jarakNYA</div><div style="color: white;">Namun NafasNYA menyelubungiku </div><div style="color: white;">Membuatku tenggelam di dalam RahasiaNYA<br />
</div><div style="color: white;">Aku tersilau dalam MisykatNYA<br />
</div><div style="color: white;">Cahaya di atas Cahaya</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: purple;"><span style="color: #444444;"><span style="color: white;">Seketika membahana didalam akal dan merasuk kedalam nuraniku</span><br />
</span></div><div style="color: #20124d;"><b>Tak usah kau pertanyakan kebijakanKU </b></div><div style="color: #20124d;"><b>Biarlah AKU tetap menggenggam RahasiaKU</b></div><div style="color: #20124d;"><b>IlmuKU meliputi segalanya diseluruh CiptaanKU</b></div><div style="color: #20124d;"><b>Dan tiada yang kau ketahui melainkan amat sedikit </b></div><div style="color: #20124d;"><b>Yakinilah !!</b></div><div style="color: #20124d;"><b>Kasih sayangKU melampaui murkaKU</b></div><div style="color: #20124d;"><b>Maka Bersyukurlah kepadaKU</b></div><div style="color: #20124d;"><b>Dan tetaplah mengingatKU</b></div><div style="color: purple;"><br />
</div><div style="color: purple;"><br />
</div><div style="color: white;">Tiba-tiba aku menyadari kefaqiranku</div><div style="color: white;">Bahwa benar tiada yang kuketahui kecuali sedikit dari apa yang diberikan Tuhanku </div><div style="color: white;">Kehadiranku sajapun di dunia ini dahulu tak kumengerti sebagai bayi merah tak berdaya</div><div style="color: white;">Aku tak pernah memilih kehidupanku</div><div style="color: white;">Bahkan aku tak memilih ragaku sendiri</div><div style="color: white;">Aku tak memilih ayah dan ibuku darimana aku lahir </div><div style="color: white;">Aku tak mengetahui setiap sel dalam tubuhku bergerak di jagad ragaku</div><div style="color: white;">Aku tak mengetahui setiap detak jantungku mengetuk tanda kehidupanku</div><div style="color: white;">Aku tak mengetahui setiap hela nafasku menyambung setiap detik usiaku</div><div style="color: white;">Aku tak tahu.... </div><div style="color: white;">Sungguh aku tak tahu</div><div style="color: white;"> </div><div style="color: white;"> </div><div style="color: white;">Hanya DIA yang Maha Tahu</div><div style="color: white;">Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun</div><div style="color: white;">Sesungguhnya kita semua milikNYA, dan kita semua akan kembali kepadaNYA</div><div style="color: white;">Cukuplah Allah saja bagiku</div></div>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-42978111797767084722010-06-20T21:20:00.000-07:002010-06-20T21:22:14.083-07:00Prasangka Buruksetiap berkunjung ke blog itu, selalu terkesima. Terkesima dengan kreativitas dan inovasi-inovasinya. (tolong terjemahkan apa perbedaan kreatif dan inovatif, jangan-jangan artinya sama nih ^;^). sesuatu yang tak terfikirkan, dimunculkan lagi oleh blog ini, yaitu menciptakan Peribahasa baru. selama ini yang kita tahu dan disuruh dihafal disekolah adalah peribahasa-peribahasa lama. Jadi lomba membuat peribahasa ini ide yang sangat brilian menurutku.<br />
<br />
<div style="color: black;"><b>Dalam rangka menyambut atau mangayo bagyo RiRi ( Hari Berdiri ) BlogCamp yang pertama tahun 2010 ini, saya menggelar sebuah acara lagi bertajuk <a href="http://abdulcholik.com/2010/06/21/kontes-menulis-peribahasa/">“Kontes Menulis Peribahasa” </a></b></div><div style="color: orange;"><br />
</div><div style="color: orange;"><br />
</div><div style="color: orange;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJiwR2GF9UQDcIG8c8FOKStXoX_vK6zXJnq5Lc_tK4oLeac0FnB6WLeWHTXPNO4cAk2fpvsYu73Laeg233-poIH4yM-Etzz3x7utv30LXkM1x8-1QbpApi8wUxiTSP2ZotfqyWz-KW69rK/s1600/kontes+menulis+peribahasa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJiwR2GF9UQDcIG8c8FOKStXoX_vK6zXJnq5Lc_tK4oLeac0FnB6WLeWHTXPNO4cAk2fpvsYu73Laeg233-poIH4yM-Etzz3x7utv30LXkM1x8-1QbpApi8wUxiTSP2ZotfqyWz-KW69rK/s1600/kontes+menulis+peribahasa.jpg" /></a></div><div style="color: orange; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: orange; text-align: left;"><span style="color: black;">Demikian sebagian isi ajakan penyelenggara kontes ini, semoga apa yang akan kubuat dengan peribahasaku ini, memiliki makna yang baik, setidaknya untuk diriku sendiri. Ini peribahasaku yang akan kuikutkan kontes :</span></div><div style="color: orange; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: orange; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: orange; text-align: left;"><span style="color: black;">Peribahasa : </span></div><div style="color: orange; text-align: left;"><b><i><span style="color: black;">Jangan berteman dengan prasangka burukmu, ia akan membunuhmu </span></i></b> </div><div style="color: orange; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: orange; text-align: left;"><span style="color: black;">Arti dan Maksud :</span></div><div style="color: black; text-align: left;">Jika benak dan hati kita selalu dipenuhi dengan prasangka buruk kepada orang lain, apalagi orang-orang terdekat kita, maka selamanya kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan. Hari-hari kita akan selalu dipenuhi curiga dan syak wasangka yang akan mempengaruhi hubungan baik kita dengan orang lain bahkan memperburuk kesehatan jiwa dan raga kita, dan yang paling parah adalah jika kita mengikuti prasangka buruk itu dengan tindakan tercela, maka ia akan menjerumuskan dan jadilah kita orang yang celaka. Na'udzu billah. </div><div style="color: orange; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: orange; text-align: left;"><span style="color: black;">Semoga kita tidak termasuk orang yang mudah berprasangka buruk, jadilah orang yang lapang dada, hati kita hanya penuh dengan dzikir dan keikhlasan.</span></div>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com19Bogor, Indonesia-6.589166 106.792999-6.6744295 106.67626949999999 -6.5039025 106.9097285tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-66344054323518792602010-06-18T11:20:00.000-07:002010-06-18T16:09:19.161-07:00Allah Knows<object height="364" width="445"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/xIEoWSB63hI&hl=en_US&fs=1&border=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/xIEoWSB63hI&hl=en_US&fs=1&border=1" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="445" height="364"></embed></object><br />
<br />
<br />
When you feel all alone in this world<br />
And there's nobody to count your tears<br />
Just remember, no matter where you are<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
When you carrying a monster load<br />
And you wonder how far you can go<br />
With every step on that road that you take<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
No matter what, inside or out<br />
There's one thing of which there's no doubt<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
And whatever lies in the heavens and the earth<br />
Every star in this whole universe<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
When you find that special someone<br />
Feel your whole life has barely begun<br />
You can walk on the moon, shout it to everyone<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
When you gaze with love in your eyes<br />
Catch a glimpse of paradise<br />
And you see your child take the first breath of life<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
When you lose someone close to your heart<br />
See your whole world fall apart<br />
And you try to go on but it seems so hard<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
You see we all have a path to choose<br />
Through the valleys and hills we go<br />
With the ups and the downs, never fret never frown<br />
Allah knows<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
BRIDGE:<br />
Every grain of sand,<br />
In every desert land, He knows.<br />
Every shade of palm,<br />
Every closed hand, He knows.<br />
Every sparkling tear,<br />
On every eyelash, He knows.<br />
Every thought I have,<br />
And every word I share, He knows.<br />
Allah knows<br />
<br />
<br />
<div style="color: #fff2cc;">Artist : Zain Bikha</div>Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-51337278984732667012010-06-17T21:33:00.000-07:002010-06-17T21:59:54.526-07:00God Spot ; Menjadi hamba yang berkibar dengan TuhannyaBismillah<br />
<br />
Berdesir hati saya saat membaca sebuah artikel yang bagi saya sangat "mencerahkan" akal budi dan kesadaran bathin. Artikel itu bertema 'God Spot' *Titik Tuhan* dimana selama ini orang memahami hal itu pusatnya berada di otak. Mungkin tidak sepenuhnya salah, namun penjelasan-penjelasan yang selama ini ada kurang detail.<br />
<br />
Artikel itu mengangkat dua ayat dalam Al-Qur'an yaitu :<br />
<b>QS.Al-Anfal : 2</b><br />
<div style="color: yellow;"><i>"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebutkan Allah (nama Tuhan yang Al-Ghaib tetapi mutlak adaNYA) maka gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNYA bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal".</i></div><br />
<b>QS.Az-Zumar : 23</b><br />
<div style="color: yellow;"><i>Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al-Qur'an yang serupa (mutunya) lagi berulang-ulang. gemetarlah karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah".</i></div><br />
Apa hubungannya kedua ayat diatas dengan God Spot yang dimaksud ?<br />
Melihat ayat tersebut diatas dimana disebutkan gemetar kulit orang beriman jika disebutkan Nama Allah, dan ayat kedua menyebutkan menjadi tenanglah kulit dan hati orang yang mengingat sang Pemilik Nama Allah. Mengapa disebut dalam al-Qur'an kata 'Kulit'?<br />
Dimulai dari otak yang menerima "sentuhan" dari panca inderanya lalu bereaksi yang menyampaikan pesan yang diterimanya keseluruh tubuh.hingga ke kulit ari sekalipun akan menerima akibat dari penerimaan otak tersebut.<br />
Jika kita mampu mengiqra' hingga ke unsur yang paling halus berupa DNA manusia, maka kita akan melihat DNA itu selalu bergerak selalu bergetar yang jika didengarkan dengan alat yang sangat sensitif, maka kita akan mendengar getarannya berbunyi dan bunyinya seperti suara dzikir. Apabila kita berdzikir, suaranya akan monoton demikian pula dengan DNA. Hal ini membuktikan bahkan hingga unsur terkecil sekalipun, jagad ciptaan Allah ini selalu bergetar, bergerak, berdzikir. Belum lagi jika menyimak organ-organ manusia yang ukurannya jauh lebih besar dari DNA seperti jantung, ginjal, hati, paru-paru bahkan dagingpun selalu bergerak di jagad jasmaninya manusia yang masih hidup. <br />
<br />
Dalam artikel itu disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dalam kondisi yang sangat sempurna . Apabila sel otak manusia aktif akan menunjukkan betapa hebatnya ciptaan Allah, bayangkan Malaikat saja sampai "minder" saat Nabi Adam as diberi ilmu pengetahuan oleh Allah (<b>QS.Al-Baqarah 30-33</b>) dan apabila kasasitas sel otak manusia aktif seluruhnya bakal terkuak seluruh rahasia alam ini. bahkan Al-Qur'an pun akan terkuak rahasianya. Disinilah kelemahan manusia selama ini yakni tidak memfungsikan akalnya sebagai baitul makmur yaitu bait/rumah tempat memakmurkan Dzat,Sifat dan Af'alNYA yang Al-Ghaib tetapi mutlak keberadaanNYA, yang Allah asmaNYA.<br />
<br />
Saya termenung, sedangkan diri ini masih lebih "digetarkan" oleh hal-hal selain DiriNYA, pantaslah jika masih merasa lelah dengan kesibukan-kesibukan duniawi. Walaupun akan dianggap wajar kelelahan itu karena memang diri ini masih berjiwa raga, namun itu semua disadari karena jiwa raga yang lelah ini memang seringkali kosong dari dzikir, hampa dari tafakur, jauh dari berkhalwat hanya dengan diriNYA.<br />
<br />
Mengingat-ingatNYA, senantiasa mendzikiriNYA akan membuat setiap sel dari trilyunan sel yang ada dalam tubuh manusia bergerak, berputar, dinamis menajadi motor bagi sang insan untuk selalu bekerja berusaha hanya demi mensucikanNYA. DimampukanNYA mengelola garapan dunia semata-mata untuk memproses pensucian dirinya. Segala tingkah laku dan perbuatannya serta gerak gerik bathinnya sama sekali tidak diperintah oleh hawa nafsu dan watak 'aku'nya tetapi murni mengikuti kehendak Rabbnya.<br />
<br />
Menjadi hamba yang senantiasa berkibar dengan Tuhannya.<br />
Wallahu a'lamWinny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-80441405883786632372010-06-16T02:56:00.000-07:002010-06-16T02:56:34.082-07:00Yang Baru di Kedamaianku...Takjub...? Atau aneh ?<br />
Hmmm mungkin berbeda-beda perasaan dan komentar orang melihat template baruku disini sekarang ya (^;^)<br />
Apa maksudnya dengan tampilan baru blogku ini saat ini?<br />
<br />
Sebetulnya tidak ada alasan apa-apa selain dari tenang telaganya yang ingin dikesankan. Adapun latar belakang gedung-gedung dan cahaya lampunya hanya hiasan yang kuharap bisa menggantikan kerlip bintang di Telagaku.<br />
<br />
Kubayangkan, aku duduk di pinggir telaga ini memandang gedung-gedung mempesona di seberang sana. Sebuah ironi yang ingin kupelajari maknanya. Aku disini dengan segala keterbatasanku dan lingkunganku sedang mereka dengan segala kenyamanan dunia yang melingkupinya. Tak ingin kubuat pemandangan ini menjadi sebuah sesalan. Bahkan kunikmati sebagai kesyukuran karena aku telah dijauhkan dari "tirai" yang dapat semakin menyamarkan "pandanganku kepadaNYA".<br />
<br />
Ya....tak ingin kubedakan, apakah gunung-gunung bisu atau gedung-gedung berkilauan. Semua setara hanya ciptaan Tuhan. Meski tetaplah manusia fana amat mencintai keindahan. Namun tak seharusnya kesempitan, kegelapan, kemiskinan, keburukkan menjadi musuh. Mereka bahkan teman yang akan selalu mengingatkan akan keterbatasan kita.<br />
<br />
Hanya sekedar template baru, berharap tamu-tamuku merasa nyaman didalamnya dan semakin mensyukuri keberadaanNYA.<br />
Adakah hubungannya ??? SANGAT ,,,tentu saja !<br />
<br />
Selamat menikmati jamuan...sudah memasuki bulan Rajab, tak lama lagi mendekati bulan yang dirindukan. Semoga diizinkan, bertemu bulan Ramadhan.Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-73034737120065902582010-06-13T23:21:00.000-07:002010-06-15T03:54:37.244-07:00Menang atau Profesional ?Bismillah<br />
<br />
Segala puji hanya milik Allah yang memberiku rasa senaaang hari ini (mudah-mudahan nggak terlalu ya). Walaupun agak terlambat tapi syukurlah akhirnya bisa tahu informasinya. Tulisanku yang diikutkan pada Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati yang diselenggarakan <a href="http://anazkia.blogspot.com/2010/06/pengumuman-pemenang-kontes-blog-berbagi.html">mbak Anazkia </a>dan disponsori oleh <a href="http://denaihati.com/">Denaihati</a> beruntung mendapat peringkat ke-3 dari 89 peserta yang mengikuti kontes ini. Judul kisah yang aku ikutkan di kontes itu adalah <a href="http://winnywidya.blogspot.com/2010/05/gerobak-untuk-anak-anakku.html">Gerobak Untuk Anakku</a><br />
<br />
<br />
Ini lomba pertamaku yang mendapat penghargaan dari ajang festival atau kontes tulisan, jadi buatku sangat berarti. Tapi, bagaimanapun, aku tetap meyakini bahwa mungkin juga ini hanya so'al keberuntungan saja, soal rezeky. Allah yang menggerakkan para juri itu menentukan pilihannya, so aku berusaha untuk tidak terlalu senang jika mendapat kemenangan begitu juga berusaha untuk tidak terlalu kecewa jika mendapatkan kekalahan.<br />
<br />
Tidak hanya satu kontes yang aku ikut terlibat di dalamnya, kuikuti beberapa lomba lainnya seperti yang terakhir lomba Puisi Kocak-nya<a href="http://just-fatamorgana.blogspot.com/"> mbak Fany</a> yang ditemani <a href="http://vixxio.com/">mbak Fanda</a> dalam penjuriannya atau lomba Pre-Review-nya mbak <a href="http://rainaffair.blogspot.com/">Clara</a> tapi dalam lomba-lomba itu aku belum beruntung. Dalam keyakinanku, Allah juga yang menggerakan para juri itu untuk tidak memilihku menjadi pemenangnya dan juga peserta-peserta lain yang ber"nasib" sama denganku.<br />
<br />
Intinya adalah mengikuti lomba-lomba semacam itu sangat positif dan besar manfaatnya untuk membuat kita lebih terpacu untuk berkarya dan berkarya. Menjadikan tulisan sebagai media untuk kita bisa saling menginspirasi, saling memotivasi, saling mendukung satu sama lain, sebagai wujud persahabatan dan persaudaraan khususnya antar para nara-blogger.<br />
<br />
Tidak masalah untuk menjadi pemenang ataupun tidak, walaupun motivasi awalnya tentu saja para peserta lomba sangat mengharapkan kemenangan. Namun kembali ke awal, semua hanya masalah rezeky dan masalah waktu yang bisa jadi jalannya adalah masalah selera juri hehehe. Betul kan?<br />
<br />
<br />
Masalah selera ini memang sulit diganggu gugat, karena hal ini masalah rasa yang setiap orang berbeda-beda ambang penerimaannya. Misalnya waktu ada pengumuman lomba pemenang puisi kocak, yang menurut jurinya diantara semua peserta yang menyertakan puisi kocaknya nyasulit sekali menemukan puisi yang bisa membuat mereka sekedar mesem apalagi sampai tertawa berguling-guling (hehe ini kutipan dari kata-katanya mbak Fanny lho), padahal dalam penilaianku, saat aku berjalan-jalan membaca puisi-puisi kocak peserta lomba itu banyak yang bikin aku ketawa-ketawa sendiri kecuali puisi kocakku (lho...?) karena aku memang menyadari dalam kehidupan sehari-hari aja susah bikin orang ketawa dari lawakankku kecuali anak-anakku (itu juga sesudah <strike>diancam</strike> dibujuk harus ketawa, kalo tetep cembeluut, nggak akan dikasi donat kesukaan mereka hihihi). Jadi, ternyata apa yang bisa bikin aku kayak orang GeJe karena ketawa-ketawa sendiri (berdua deng sama monitor), ternyata belum tentu bisa membuat para juri itu terangkat bibirnya walaupun cuma yang sebelah kanaaan aja, apalagi sampai terpingkal-pingkal.<br />
<br />
<br />
Mungkiiin, keberuntunganku kali inipun karena kebetulan aja tulisanku agak-agak sesuai seleranya juri, padahal bisa jadi diantara peserta lain yang baca kisahku itu berfikiran :"Masa' sih yang kayak begini bisa dapet peringkat tiga?" atau "Yaah cuma segini aja, kira'in bagus" hehehehehe.... bukannya su'udzan ya (berprasangka jelek kepada orang lain) ini hanya ber mungkin-mungkin aja karena memang aku mengalaminya juga.<br />
<br />
<br />
Yang bisa aku ambil hikmahnya adalah ketika kita memiliki satu keterampilan berkarya dan sekaligus cita-cita besarnya akan hal tersebut, maka harus diiringi keprofesionalan dan keikhlasan (tanpa pamrih) sehingga bagaimanapun penghargaan orang atas karya kita, maka tetaplah kita sebagai pemenangnya karena kita sudah berintegritas atas usaha kita sendiri.<br />
<br />
<br />
So...keep try and be professional...<br />
Semoga apa yang kita usahakan disukai Allah, disukai juga hamba-hambaNYA, aamiin...<br />
<br />
PS: Untuk mbak Anazkia dan Denaihati trimakasih banyak atas apresiasi dan hadiahnya, sangat berarti dalam hatiku (^;^)Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-39607793989546928672010-06-10T07:54:00.000-07:002010-06-10T08:58:26.550-07:00Terimakasihku.......Bismillahirrahmaanirrahiim<br />
<br />
<br />
<br />
Aku mulai tulisan ini dengan mengucap rasa syukurku kepada Rabb yang telah memberiku mau untuk menulis sesuatu yang kuharap akan menggugah lebih dalam lagi rasa syukurku. Menulis adalah salah satu kecintaan duniawiku, padanya aku menikmati memetik kata-kata merah ranum untuk kususun menjadi secawan kalimat indah.<br />
Jika kecintaanku itu telah melukiskan banyak gambaran kehidupan di sekelilingku, maka alangkah pantasnya jika kugoreskan pula hal yang sama tentang orang yang kusayangi.<br />
<br />
<br />
Bertahun-tahun yang lalu, adalah harapan besarku untuk dapat memiliki rumah tangga dan keluarga yang baik. Baik dalam pandangan manusia, terlebih lagi baik dihadapan Tuhanku.<br />
Selalu kumintakan disetiap do'a-do'aku, kiranya Allah memberiku pasangan hidup yang baik bagiku<br />
Mencintaiku sebagai diriku apa adanya yang terlalu banyak kekurangan dan keterbatasannya.<br />
Dan akupun meminta kepadaNYA agar aku dapat mencintainya sebagai dirinya apa adanya yang tentulah bukan manusia maksum yang sempurna tanpa cacat dan cela.<br />
Aku memohon kepada Rabb-ku, cintaku bersih kepadanya karena Allah semata.<br />
<br />
<br />
Ketika saat itu tiba....saat-saat dimana Allah mempertemukan kami dengan caraNYA yang tak terduga.<br />
Tak seperti biasanya pertemuan insan lainnya.<br />
Aku menerimanya dengan tanda tanya :"Adakah dia yang telah Allah pilihkan untukku, sebagai jawaban atas do'a-do'aku ?"<br />
Seperti Allah telah menjawab pintaku dengan cara "misterius"NYA, maka akupun tahu, aku harus mencari jawabannya sesuai dengan jalan yang dikehendakiNYA.<br />
<br />
<br />
Ku arungi kemudian hari-hariku didalam naungan orang yang kusebut suamiku.<br />
Sebagai Al-faqir, berdua menjalani beratnya mengendalikan perahu kecil kami ditengah ombak kehidupan<br />
Hingga Allah hadirkan bintang-bintang kecil yang mencahayai malam-malam kami<br />
Sinarnya datang satu persatu menghibur dan menghalau penat jiwa kami<br />
<br />
<br />
Sebelas tahun mendayungi perahu kecilku<br />
Tak sekalipun aku melihatnya berhenti mengasihiku<br />
Walau tak terucap dengan kata-kata karena kesederhanaan cintanya<br />
Namun denyutnya dapat kurasakan dalam nadi perasaanku<br />
<br />
<br />
Suamiku dulu bukan siapa-siapaku dan mungkin tak pernah mengharapkanku<br />
Namun sejak tanggung jawab ditegakkan, dia tulus menjagaku dan anak-anakku<br />
Hari-harinya diberati beban besar untuk menanggung nafkah bagiku dan empat buah hatinya<br />
Sebelum kehadiranku, rezeki yang didapatkannya dengan susah payah tentu dapat membahagiakan orangtua dan saudara-saudaranya<br />
Namun kedatanganku sebagai istrinya tidak membuatnya merasa telah disempitkan rezekynya, walau dengan itu mungkin akan berkurang kemampuannya untuk membagi nafkahnya kepada orang tua yang dicintainya.<br />
Sungguh semua itu adalah kehormatan bagiku dan tak berhenti syukurku menerima kebaikannya disaat banyak wanita dinista pasangan hidupnya.<br />
<br />
<br />
Diamanahi empat anak bukanlah hal yang mudah bagi manusia lemah sepertiku<br />
Namun suamiku selalu menemani bahkan disaat-saat tersulitku<br />
Seluruh anak-anakku disambut kehadirannya di dunia ini dengan adzan dan iqamah yang dibisikkan suamiku di telinga mereka.<br />
Agar nama Rabb lah yang pertama kali dikenal di pendengarannya.<br />
Membersihkan kotoran dan mengganti popok mereka bukan hal yang tabu untuknya <br />
Menolongku mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumahpun tak menjadi keberatannya <br />
Memijit kakiku yang lelah seharian mengurus anak-anak tak membuatnya mengeluh<br />
Dan setiap letihnya bekerja adalah murah harganya,ia tak meminta lebih selain dari secangkir teh hangat dan senyum anak-anakku.<br />
Sungguh suatu kesyukuran besarku menerima karunia manis yang membahagiakan ini, disaat banyak keluarga ditinggalkan nakhodanya.<br />
<br />
<br />
Sebelas tahun adalah waktu yang tak sedikit untuk hidup bersamaku dengan segala kefaqiranku<br />
Namun ia masih bertahan disisiku<br />
Ia bagai pakaian bagiku, menutupi segala aib dan hinaku<br />
Ia bagai malaikat bagiku, selalu ingin membantu kesulitanku<br />
Ia teman hidupku yang pernah kuminta dahulu dalam setiap do'aku<br />
<br />
<br />
Seandainya bisa, ingin ku menjadi seperti Ainun bagi Habibie<br />
Seandainya bisa, ingin ku menjadi wanita sederhana yang penuh cinta bagi suaminya <br />
Namun aku hanya manusia biasa yang selalu luput dan khilaf<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN8mRfOEVD0k_1mJfAPB8Q8vo5Q_7m3cu-vZ-KnfIwruaPB4rdEDs6RMT_OGkVJvr5Svx3_tMeR4Dffv317lOXg83745ebb3o3GBfJ0AeS394_gBVkK0G7Q7iCFpVaGpI-rUg_qIezNQDP/s1600/aby.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN8mRfOEVD0k_1mJfAPB8Q8vo5Q_7m3cu-vZ-KnfIwruaPB4rdEDs6RMT_OGkVJvr5Svx3_tMeR4Dffv317lOXg83745ebb3o3GBfJ0AeS394_gBVkK0G7Q7iCFpVaGpI-rUg_qIezNQDP/s320/aby.jpg" /></a></div><br />
<br />
Karenanya......<br />
Terimakasih Aby...untuk tetap menjadi suamiku...<br />
Maafkan , belum dapat menjadi istri seperti yang kau harapkan<br />
Semoga Allah berkenan menaburkan Fadhal dan RahmatNYA untuk kita<br />
Aamiin.....Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-9171401672721901092010-06-07T00:53:00.000-07:002010-06-08T04:19:19.585-07:00Di Ruang Tulisanku...Bismillahirrahmanirahim<br />
<br />
Kali ini bukan cerpen, bukan puisi bukan pula sebutan-sebutan lainnya. Tetapi sama saja artinya bagiku, buah fikiran dan perasaanku. Tulisanku...<br />
<br />
Aku fikir, Allah telah memberi salah satu yang terhebat (setidaknya buatku). Apakah itu?, jawabnya kecanggihan teknologi informasi semacam internet ini. Dan kukira, semua orang berfikir begitu juga saat menyadari apa yang bisa dia buat dengan media ini. Banyak sekali, tak usahlah kusebutkan satu persatu.<br />
<br />
Yang jelas, sejak aku mengenal dunia maya ini, tak sadar aku digiring oleh kegemaranku menulis kepada banyak kejutan-kejutan yang memukau. Banyak hal yang tersingkap dari rahasia kehidupan yang seharusnya bisa kujadikan ibrah dan membuatku harus lebih baik menjalani kehidupan ini.<br />
<br />
Banyak teman adalah sesuatu hal yang tidak kupercayai dapat kutemukan disini pada awalnya. Di ruang tulisanku. Walaupun aku menyadari internet adalah media informasi dan komunikasi, dan kamar-kamar kreasinya merupakan ruang publik, contohnya seperti blog-ku ini. Namun tetaplah aku merasa nyaman menuangkan segala inspirasi yang singgah di akalku ke dalam bahasa pena dan kalamku. Dan yang paling menyenangkan adalah aku merasa disayangi dan mendapatkan teman-teman baru disini.<br />
<br />
Banyak hal mencengangkan bagiku (berlebihankah menurutmu kata ini ? menurutku ini yang sebenarnya) dari kegiatan menulisku di blog ini khususnya. Kutemukan banyak hikmah dari kisah hidup teman atau wataknya atau bahkan kisah cintanya yang bisa kuketahui melalui cara yang tidak terduga. Cara yang tak terduga namun tetap dalam bahasa tulisan, karena sebagian besar teman bloggerku adalah para penulis. Mulai dari penyampaian yang datar tentang kehidupan pribadinya seperti membahas aktivitas-aktivitas kecilnya disertai memajang foto-foto, ada pula yang menyampaikan dengan gaya penulisan yang cerdas tetapi sangat kocak hingga membuatku tertawa sendiri di depan monitorku, ada yang menumpahkan bahagianya karena sedang mengalami jatuh cinta, mengungkapkan kesyukuran hingga kisah pribadi yang menyakitkan dan mengharu biru perasaanku.<br />
<br />
<br />
<br />
Aku pernah mengira....<br />
Jika aku merasa telah kehilangan teman berbicara, teman terakhirku adalah tulisan.....<br />
Namun disini....aku menemukan teman justru karena tulisan...dan demikian juga mereka...<br />
Semoga bukan sekedar pekerjaan sia-sia<br />
Bermain-main kalimat dan kata-kata<br />
Berharap menjadi amal shalih yang bermakna<br />
Menjadi bekal pulang ke asalnya<br />
<br />
<br />
Tulisan telah menjadi tali persahabatan.....menyambung cinta dan kasih sayang<br />
Dengannya silaturahmi dijalinkan.....semoga tetap demikian adanya Bahkan Allah tambahkan dan tambahkan kebaikan disana<br />
<br />
<br />
Allahumma aamiinWinny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-11086764964097035052010-06-02T04:33:00.000-07:002010-06-02T04:40:36.037-07:00Bagai Ikan Dalam SamudraSetiap lembar terbang daunMU<br />
Setiap percik jatuh hujanMU<br />
Setiap butir bergerak pasirMU<br />
Tiada yang diluar KuasaMU<br />
<br />
Setiap bisik suara makhlukMU<br />
Setiap titik pandang hambaMU<br />
Setiap desir rasa CiptaanMU<br />
Tiada yang diluar JangkauanMU<br />
<br />
Selalu menyertaiku<br />
Selalu memelukku<br />
Selalu bersamaku<br />
Bagai ikan dalam samudra, KAU meliputiku<br />
<br />
<br />
Tiada tabir perindu tuk bertemu <br />
Tiada tempat pendosa tuk sembunyi<br />
Tiada yang pantas tuk dicinta<br />
Selain DIA, yang Allah asmaNYAWinny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2802716263194750195.post-61205805473612071842010-06-01T06:57:00.000-07:002010-06-01T06:57:39.397-07:00Apa Yang Paling.......................di DuniaSuatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau mengajukan beberapa pertanyaan:<br />
Imam Ghazali = Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?<br />
Murid 1 : Orang tua<br />
Murid 2 : Guru<br />
Murid 3 : Teman<br />
Murid 4 : Kaum kerabat<br />
Imam Ghazali :" Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran:185)".<br />
<br />
<br />
Imam Ghazali :" Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"<br />
Murid 1 :Negeri Cina<br />
Murid 2 :Bulan<br />
Murid 3 : Matahari<br />
Murid 4 : Bintang-bintang<br />
Iman Ghazali :" Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling jauh adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama".<br />
<br />
<br />
Iman Ghazali :" Apa yang paling besar di dunia ini?"<br />
Murid 1 : Gunung<br />
Murid 2 : Matahari<br />
Murid 3 : Bumi<br />
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf:179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka".<br />
<br />
<br />
IMAM GHAZALI :" Apa yang paling berat di dunia?"<br />
Murid 1 : Baja<br />
Murid 2 : Besi<br />
Murid 3 : Gajah<br />
Imam Ghazali : "Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab:72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah".<br />
<br />
<br />
Imam Ghazali :" Apa yang paling ringan di dunia ini?"<br />
Murid 1 : Kapas<br />
Murid 2 : Angin<br />
Murid 3 : Debu<br />
Murid 4 : Daun-daun<br />
Imam Ghazali :" Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat".<br />
<br />
<br />
Imam Ghazali :" Apa yang paling tajam di dunia ini?"<br />
Murid-murid dengan serentak menjawab : 'Pedang !"<br />
Imam Ghazali : "Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri".<br />
<br />
Semoga bermanfaat...Winny Widyawatihttp://www.blogger.com/profile/03114060148614475608noreply@blogger.com4