This foto belong to AFSP Central Florida

Sabtu, 26 Juni 2010

Aku....

Inilah Aku...

Bagaimana kau akan memperumpamakanKU ?
Sedang Aku bukan segala yang dapat kau jelaskan

Aku tidak datang kepadamu, karena Aku tidak jauh
Aku pun tiada pergi darimu, karena Aku tidak berjarak
Jika Aku begitu dekat maka dekatKU tak menyesakkanmu
Jika Aku begitu lekat maka lekatKU tak menyempitkanmu

Aku bukan penunggu dari masa yang lalu
Aku bukan pendatang dari masa yang baru
Aku tak didahului
Aku tak diakhiri

Aku berada dimanapun
Aku tak terdinding ruang
Aku berada kapanpun
Aku tak dihalangi waktu

Aku bergerak sesukaKU
Dan bergerak adalah SifatKU
Aku berkehendak semauku
Dan berkehendak adalah KhasKU

Aku meliputimu
Aku menyertaimu
Aku menunggumu
Dalam pintu nuranimu

Lihat CahayaKU
Kau akan mendapatkan isyaratKU
Datanglah padaKU
Disitu kebahagiaanmu

Inilah Aku...
Berkehendak agar kau pulang kepadaKU

Rabu, 23 Juni 2010

Aku Tak Tahu....


Tercekat aku di sudut kebisuanku
Menyaksikan bencana dan durjana semakin mengakar mengurat nadi 
Meraja lela di pelosoknya
Mewabah di setiap lorong-lorong
Menghantui rumah-rumah si lemah


Telah tak memandang siapa
Kawan, sahabat ataupun saudara
Orang tua ataupun anak mendapatkan aniaya
Lebih mulia binatang melata 
Dibiarkan hidup sedang nyawa manusia tlah tak berharga   


Mengapa DIA membiarkan ini semua terjadi ? 
Rumah-rumah yang digusur tanpa ampun, ketimpangan sosial yang memuakkan, bencana dan wabah penyakit yang bertubi-tubi, kerusakan moral dari kalangan kanak-kanak hingga lansia, pelacuran terselubung maupun terbuka, penyimpangan seksual, pemerkosaan, pembunuhan...???
Dimana DIA saat bayi-bayi tak bersalah itu dibunuh ibunya? 
Dimana DIA saat anak-anak tak bersalah itu diperkosa,disodomi, dibunuh pula? 
Dimana DIA saat anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja menjadi arang, terbakar hidup-hidup dirumahnya yang terbakar? 
Dimana DIA saat para istri tercabik-cabik hatinya luar biasa disaat suaminya memadu kasih dengan wanita lain? 
Dimana DIA saat para perampok menyatroni rumah dan membunuh penghuninya tanpa rasa berdosa? Dimana DIA saat para penjajah itu merangsek masuk ke negeri orang membantai membunuhi warganya?
Dimana DIA saat si sakit meraung-raung tak bersuara menahankan penderitaan di tubuh lemahnya ?


Dimana DIA ????
Dimana Allahku.....???
Menangis........
Menangis aku dalam hatiku....

Senyaap.......Heniing
Sesuatu mengetuk-ngetuk pintu kalbuku...
Melingkari relungku dengan bias cahaya
Deg deg deg
Huw Huw Huw


Kurasakan DIA amat dekat padaku
Tak dapat kutebak jarakNYA
Namun NafasNYA menyelubungiku 
Membuatku tenggelam di dalam RahasiaNYA
Aku tersilau dalam MisykatNYA
Cahaya di atas Cahaya


Seketika membahana didalam akal dan merasuk kedalam nuraniku
Tak usah kau pertanyakan kebijakanKU
Biarlah AKU tetap menggenggam RahasiaKU
IlmuKU meliputi segalanya diseluruh CiptaanKU
Dan tiada yang kau ketahui melainkan amat sedikit
Yakinilah !!
Kasih sayangKU melampaui murkaKU
Maka Bersyukurlah kepadaKU
Dan tetaplah mengingatKU


Tiba-tiba aku menyadari kefaqiranku
Bahwa benar tiada yang kuketahui kecuali sedikit dari apa yang diberikan Tuhanku 
Kehadiranku sajapun di dunia ini dahulu tak kumengerti sebagai bayi merah tak berdaya
Aku tak pernah memilih kehidupanku
Bahkan aku tak memilih ragaku sendiri
Aku tak memilih ayah dan ibuku darimana aku lahir
Aku tak mengetahui setiap sel dalam tubuhku bergerak di jagad ragaku
Aku tak mengetahui setiap detak jantungku mengetuk tanda kehidupanku
Aku tak mengetahui setiap hela nafasku menyambung setiap detik usiaku
Aku tak tahu.... 
Sungguh aku tak tahu
Hanya DIA yang Maha Tahu
Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun
Sesungguhnya kita semua milikNYA, dan kita semua akan kembali kepadaNYA
Cukuplah Allah saja bagiku

Minggu, 20 Juni 2010

Prasangka Buruk

setiap berkunjung ke blog itu, selalu terkesima. Terkesima dengan kreativitas dan inovasi-inovasinya. (tolong terjemahkan apa perbedaan kreatif dan inovatif, jangan-jangan artinya sama nih ^;^). sesuatu yang tak terfikirkan, dimunculkan lagi oleh blog ini, yaitu menciptakan Peribahasa baru. selama ini yang kita tahu dan disuruh dihafal disekolah adalah peribahasa-peribahasa lama. Jadi lomba membuat peribahasa ini ide yang sangat brilian menurutku.

Dalam rangka menyambut atau mangayo bagyo RiRi ( Hari Berdiri ) BlogCamp yang pertama tahun 2010 ini, saya menggelar sebuah acara lagi bertajuk “Kontes Menulis Peribahasa” 




Demikian sebagian isi ajakan penyelenggara kontes ini, semoga apa yang akan kubuat dengan peribahasaku ini, memiliki makna yang baik, setidaknya untuk diriku sendiri. Ini peribahasaku yang akan kuikutkan kontes :


Peribahasa :
Jangan berteman dengan prasangka burukmu, ia akan membunuhmu 

Arti dan Maksud :
Jika benak dan hati kita selalu dipenuhi dengan prasangka buruk kepada orang lain, apalagi orang-orang terdekat kita, maka selamanya kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan. Hari-hari kita akan selalu dipenuhi curiga dan syak wasangka yang akan mempengaruhi hubungan baik kita dengan orang lain bahkan memperburuk kesehatan jiwa dan raga kita, dan yang paling parah adalah jika kita mengikuti prasangka buruk itu dengan tindakan tercela, maka ia akan menjerumuskan dan jadilah kita orang yang celaka. Na'udzu billah.

Semoga kita tidak termasuk orang yang mudah berprasangka buruk, jadilah orang yang lapang dada, hati kita hanya penuh dengan dzikir dan keikhlasan.

Jumat, 18 Juni 2010

Allah Knows




When you feel all alone in this world
And there's nobody to count your tears
Just remember, no matter where you are
Allah knows
Allah knows


When you carrying a monster load
And you wonder how far you can go
With every step on that road that you take
Allah knows
Allah knows


No matter what, inside or out
There's one thing of which there's no doubt
Allah knows
Allah knows


And whatever lies in the heavens and the earth
Every star in this whole universe
Allah knows
Allah knows


When you find that special someone
Feel your whole life has barely begun
You can walk on the moon, shout it to everyone
Allah knows
Allah knows


When you gaze with love in your eyes
Catch a glimpse of paradise
And you see your child take the first breath of life
Allah knows
Allah knows


When you lose someone close to your heart
See your whole world fall apart
And you try to go on but it seems so hard
Allah knows
Allah knows


You see we all have a path to choose
Through the valleys and hills we go
With the ups and the downs, never fret never frown
Allah knows
Allah knows


BRIDGE:
Every grain of sand,
In every desert land, He knows.
Every shade of palm,
Every closed hand, He knows.
Every sparkling tear,
On every eyelash, He knows.
Every thought I have,
And every word I share, He knows.
Allah knows


Artist : Zain Bikha

Kamis, 17 Juni 2010

God Spot ; Menjadi hamba yang berkibar dengan Tuhannya

Bismillah

Berdesir hati saya saat membaca sebuah artikel yang bagi saya sangat "mencerahkan" akal budi dan kesadaran bathin. Artikel itu bertema 'God Spot' *Titik Tuhan* dimana selama ini orang memahami hal itu pusatnya berada di otak. Mungkin tidak sepenuhnya salah, namun penjelasan-penjelasan yang selama ini ada kurang detail.

Artikel itu mengangkat dua ayat dalam Al-Qur'an yaitu :
QS.Al-Anfal : 2
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebutkan Allah (nama Tuhan yang Al-Ghaib tetapi mutlak adaNYA) maka gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNYA bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal".

QS.Az-Zumar : 23
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al-Qur'an yang serupa (mutunya) lagi berulang-ulang. gemetarlah karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah".

Apa hubungannya kedua ayat diatas dengan God Spot yang dimaksud ?
Melihat ayat tersebut diatas dimana disebutkan gemetar kulit orang beriman jika disebutkan Nama Allah, dan ayat kedua menyebutkan menjadi tenanglah kulit dan hati orang yang mengingat sang Pemilik Nama Allah. Mengapa disebut dalam al-Qur'an kata 'Kulit'?
Dimulai dari otak yang menerima "sentuhan" dari panca inderanya lalu bereaksi yang menyampaikan pesan yang diterimanya keseluruh tubuh.hingga ke kulit ari sekalipun akan menerima akibat dari penerimaan otak tersebut.
Jika kita mampu mengiqra' hingga ke unsur yang paling halus berupa DNA manusia, maka kita akan melihat DNA itu selalu bergerak selalu bergetar yang jika didengarkan dengan alat yang sangat sensitif, maka kita akan mendengar getarannya berbunyi dan bunyinya seperti suara dzikir. Apabila kita berdzikir, suaranya akan monoton demikian pula dengan DNA. Hal ini membuktikan bahkan hingga unsur terkecil sekalipun, jagad ciptaan Allah ini selalu bergetar,  bergerak,  berdzikir. Belum lagi jika menyimak organ-organ manusia yang ukurannya jauh lebih besar dari DNA seperti jantung, ginjal, hati, paru-paru bahkan dagingpun selalu bergerak di jagad jasmaninya manusia yang masih hidup.

Dalam artikel itu disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dalam kondisi yang sangat sempurna . Apabila sel otak manusia aktif akan menunjukkan betapa hebatnya ciptaan Allah, bayangkan Malaikat saja sampai "minder" saat Nabi Adam as diberi ilmu pengetahuan oleh Allah (QS.Al-Baqarah 30-33) dan apabila kasasitas sel otak manusia aktif seluruhnya bakal terkuak seluruh rahasia alam ini. bahkan Al-Qur'an pun akan terkuak rahasianya. Disinilah kelemahan manusia selama ini yakni tidak memfungsikan akalnya sebagai baitul makmur yaitu bait/rumah tempat memakmurkan Dzat,Sifat dan Af'alNYA yang Al-Ghaib tetapi mutlak keberadaanNYA, yang Allah asmaNYA.

Saya termenung, sedangkan diri ini masih lebih "digetarkan" oleh hal-hal selain DiriNYA, pantaslah jika masih merasa lelah dengan kesibukan-kesibukan duniawi. Walaupun akan dianggap wajar kelelahan itu karena memang diri ini masih berjiwa raga, namun itu semua disadari karena jiwa raga yang lelah ini memang seringkali kosong dari dzikir, hampa dari tafakur, jauh dari  berkhalwat hanya dengan diriNYA.

Mengingat-ingatNYA, senantiasa mendzikiriNYA akan membuat setiap sel dari trilyunan sel yang ada dalam tubuh manusia bergerak, berputar, dinamis menajadi motor bagi sang insan untuk selalu bekerja berusaha hanya demi mensucikanNYA. DimampukanNYA mengelola garapan dunia semata-mata untuk memproses pensucian dirinya. Segala tingkah laku dan perbuatannya serta gerak gerik bathinnya sama sekali tidak diperintah oleh hawa nafsu dan watak 'aku'nya tetapi murni mengikuti kehendak Rabbnya.

Menjadi hamba yang senantiasa berkibar dengan Tuhannya.
Wallahu a'lam

Rabu, 16 Juni 2010

Yang Baru di Kedamaianku...

Takjub...? Atau aneh ?
Hmmm mungkin berbeda-beda perasaan dan komentar orang melihat template baruku disini sekarang ya (^;^)
Apa maksudnya dengan tampilan baru blogku ini saat ini?

Sebetulnya tidak ada alasan apa-apa selain dari  tenang telaganya yang ingin dikesankan. Adapun latar belakang gedung-gedung dan cahaya lampunya hanya hiasan yang kuharap bisa menggantikan kerlip bintang di Telagaku.

Kubayangkan, aku duduk di pinggir telaga ini memandang gedung-gedung mempesona di seberang sana. Sebuah ironi yang ingin kupelajari maknanya. Aku disini dengan segala keterbatasanku dan lingkunganku sedang mereka dengan segala kenyamanan dunia yang melingkupinya. Tak ingin kubuat pemandangan ini menjadi sebuah sesalan. Bahkan kunikmati sebagai kesyukuran karena aku telah dijauhkan dari "tirai" yang dapat semakin menyamarkan "pandanganku kepadaNYA".

Ya....tak ingin kubedakan, apakah gunung-gunung bisu atau gedung-gedung berkilauan. Semua setara hanya ciptaan Tuhan. Meski tetaplah manusia fana amat mencintai keindahan. Namun tak seharusnya kesempitan, kegelapan, kemiskinan, keburukkan menjadi musuh. Mereka bahkan teman yang akan selalu mengingatkan  akan keterbatasan kita.

Hanya sekedar template baru, berharap tamu-tamuku merasa nyaman didalamnya dan semakin mensyukuri keberadaanNYA.
Adakah hubungannya ???  SANGAT ,,,tentu saja !

Selamat menikmati jamuan...sudah memasuki bulan Rajab, tak lama lagi mendekati bulan yang dirindukan. Semoga diizinkan, bertemu bulan Ramadhan.

Minggu, 13 Juni 2010

Menang atau Profesional ?

Bismillah

Segala puji hanya milik Allah yang memberiku rasa senaaang hari ini (mudah-mudahan nggak terlalu ya). Walaupun agak terlambat tapi syukurlah akhirnya bisa tahu informasinya. Tulisanku yang diikutkan pada Kontes Blog Berbagi Kisah Sejati yang diselenggarakan mbak Anazkia  dan disponsori oleh Denaihati beruntung mendapat peringkat ke-3 dari 89 peserta yang mengikuti kontes ini. Judul kisah yang aku ikutkan di kontes itu adalah Gerobak Untuk Anakku


Ini lomba pertamaku yang mendapat penghargaan dari ajang festival atau kontes tulisan, jadi buatku sangat berarti. Tapi, bagaimanapun, aku tetap meyakini bahwa mungkin juga ini hanya so'al keberuntungan saja, soal rezeky. Allah yang menggerakkan para juri itu menentukan pilihannya, so aku berusaha untuk tidak terlalu senang jika mendapat kemenangan begitu juga berusaha untuk tidak terlalu kecewa jika mendapatkan kekalahan.

Tidak hanya satu kontes yang aku ikut terlibat di dalamnya, kuikuti beberapa lomba lainnya seperti yang terakhir lomba Puisi Kocak-nya mbak Fany yang ditemani mbak Fanda dalam penjuriannya atau lomba Pre-Review-nya mbak Clara tapi dalam lomba-lomba itu aku belum beruntung. Dalam keyakinanku, Allah juga yang menggerakan para juri itu untuk tidak memilihku menjadi pemenangnya dan juga peserta-peserta lain yang ber"nasib" sama denganku.

Intinya adalah mengikuti lomba-lomba semacam itu sangat positif dan besar manfaatnya untuk membuat kita lebih terpacu untuk berkarya dan berkarya. Menjadikan tulisan sebagai media untuk kita bisa saling menginspirasi, saling memotivasi, saling mendukung satu sama lain, sebagai wujud persahabatan dan persaudaraan khususnya antar para nara-blogger.

Tidak masalah untuk menjadi pemenang ataupun tidak, walaupun motivasi awalnya tentu saja para peserta lomba sangat mengharapkan kemenangan. Namun kembali ke awal, semua hanya masalah rezeky dan masalah waktu yang bisa jadi jalannya adalah masalah selera juri hehehe. Betul kan?


Masalah selera ini memang sulit diganggu gugat, karena hal ini masalah rasa yang setiap orang berbeda-beda ambang penerimaannya. Misalnya waktu ada pengumuman lomba pemenang puisi kocak, yang menurut jurinya diantara semua peserta yang menyertakan puisi kocaknya nyasulit sekali menemukan puisi yang bisa membuat mereka sekedar mesem apalagi sampai tertawa berguling-guling (hehe ini kutipan dari kata-katanya mbak Fanny lho), padahal dalam penilaianku, saat aku berjalan-jalan membaca puisi-puisi kocak peserta lomba itu banyak yang bikin aku ketawa-ketawa sendiri kecuali puisi kocakku (lho...?) karena aku memang menyadari dalam kehidupan sehari-hari aja susah bikin orang ketawa dari lawakankku kecuali anak-anakku (itu juga sesudah diancam dibujuk harus ketawa,  kalo tetep cembeluut,  nggak akan dikasi donat kesukaan mereka hihihi). Jadi, ternyata apa yang bisa bikin aku kayak orang GeJe karena ketawa-ketawa sendiri (berdua deng sama monitor), ternyata belum tentu bisa membuat para juri itu terangkat bibirnya walaupun cuma yang sebelah kanaaan aja, apalagi sampai terpingkal-pingkal.


 Mungkiiin, keberuntunganku kali inipun karena kebetulan aja tulisanku agak-agak sesuai seleranya juri, padahal bisa jadi diantara peserta lain yang baca kisahku itu berfikiran :"Masa' sih yang kayak begini bisa dapet peringkat tiga?" atau "Yaah cuma segini aja, kira'in bagus" hehehehehe.... bukannya su'udzan ya (berprasangka jelek kepada orang lain) ini hanya ber mungkin-mungkin aja karena memang aku mengalaminya juga.


Yang bisa aku ambil hikmahnya adalah ketika kita memiliki satu keterampilan berkarya dan sekaligus cita-cita besarnya akan hal tersebut, maka harus diiringi keprofesionalan dan keikhlasan (tanpa pamrih) sehingga bagaimanapun penghargaan orang atas karya kita, maka tetaplah kita sebagai pemenangnya karena kita sudah berintegritas atas usaha kita sendiri.


So...keep try and be professional...
Semoga apa yang kita usahakan disukai Allah, disukai juga hamba-hambaNYA, aamiin...

PS: Untuk mbak Anazkia dan Denaihati trimakasih banyak atas apresiasi dan hadiahnya, sangat berarti dalam hatiku (^;^)

Kamis, 10 Juni 2010

Terimakasihku.......

Bismillahirrahmaanirrahiim



Aku mulai tulisan ini dengan mengucap rasa syukurku kepada Rabb yang telah memberiku mau untuk menulis sesuatu yang kuharap akan menggugah lebih dalam lagi rasa syukurku. Menulis adalah salah satu kecintaan duniawiku, padanya aku menikmati memetik kata-kata merah ranum untuk kususun  menjadi secawan kalimat indah.
Jika kecintaanku itu telah melukiskan banyak gambaran kehidupan di sekelilingku, maka alangkah pantasnya jika kugoreskan pula hal yang sama tentang orang yang kusayangi.


Bertahun-tahun yang lalu, adalah harapan besarku untuk dapat memiliki rumah tangga dan keluarga yang baik. Baik dalam pandangan manusia, terlebih lagi baik dihadapan Tuhanku.
Selalu kumintakan disetiap do'a-do'aku, kiranya Allah memberiku pasangan hidup yang baik bagiku
Mencintaiku sebagai diriku apa adanya yang terlalu banyak kekurangan dan keterbatasannya.
Dan akupun meminta kepadaNYA agar aku dapat mencintainya sebagai dirinya apa adanya yang tentulah bukan manusia maksum yang sempurna tanpa cacat dan cela.
Aku memohon kepada Rabb-ku, cintaku bersih kepadanya karena Allah semata.


Ketika saat itu tiba....saat-saat dimana Allah mempertemukan kami dengan caraNYA yang tak terduga.
Tak seperti biasanya pertemuan insan lainnya.
Aku menerimanya dengan tanda tanya :"Adakah dia yang telah Allah pilihkan untukku, sebagai jawaban atas do'a-do'aku ?"
Seperti Allah telah menjawab pintaku dengan cara "misterius"NYA, maka akupun tahu, aku harus mencari jawabannya sesuai dengan jalan yang dikehendakiNYA.


Ku arungi kemudian hari-hariku didalam naungan orang yang kusebut suamiku.
Sebagai Al-faqir, berdua menjalani beratnya mengendalikan perahu kecil kami ditengah ombak kehidupan
Hingga Allah hadirkan bintang-bintang kecil yang mencahayai malam-malam kami
Sinarnya datang satu persatu menghibur dan  menghalau penat  jiwa kami


Sebelas tahun mendayungi perahu kecilku
Tak sekalipun aku melihatnya berhenti mengasihiku
Walau tak terucap dengan kata-kata  karena kesederhanaan cintanya
Namun denyutnya dapat kurasakan dalam nadi perasaanku


Suamiku dulu bukan siapa-siapaku dan mungkin tak pernah mengharapkanku
Namun sejak tanggung jawab ditegakkan, dia tulus menjagaku dan anak-anakku
Hari-harinya diberati beban besar untuk menanggung nafkah bagiku dan empat buah hatinya
Sebelum kehadiranku, rezeki yang didapatkannya dengan susah payah tentu dapat membahagiakan orangtua dan saudara-saudaranya
Namun kedatanganku sebagai istrinya tidak membuatnya merasa telah disempitkan rezekynya, walau dengan itu mungkin akan berkurang kemampuannya untuk membagi nafkahnya kepada orang tua yang dicintainya.
Sungguh semua itu adalah kehormatan bagiku dan tak berhenti syukurku menerima kebaikannya disaat banyak wanita dinista pasangan hidupnya.


Diamanahi empat anak bukanlah hal yang mudah bagi manusia lemah sepertiku
Namun suamiku selalu menemani bahkan disaat-saat tersulitku
Seluruh anak-anakku disambut kehadirannya di dunia ini dengan adzan dan iqamah yang dibisikkan suamiku di telinga mereka.
Agar nama Rabb lah yang pertama kali dikenal di pendengarannya.
Membersihkan kotoran dan mengganti popok mereka bukan hal yang tabu untuknya
Menolongku mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumahpun  tak menjadi keberatannya
Memijit kakiku yang lelah seharian mengurus anak-anak tak membuatnya mengeluh
Dan setiap letihnya bekerja adalah murah harganya,ia tak meminta lebih selain dari secangkir teh hangat dan senyum anak-anakku.
Sungguh suatu kesyukuran besarku menerima karunia manis yang membahagiakan ini, disaat banyak keluarga ditinggalkan nakhodanya.


Sebelas tahun adalah waktu yang tak sedikit untuk hidup bersamaku dengan segala kefaqiranku
Namun ia masih bertahan disisiku
Ia bagai pakaian bagiku, menutupi segala aib dan hinaku
Ia bagai malaikat bagiku, selalu ingin membantu kesulitanku
Ia  teman hidupku yang pernah kuminta dahulu dalam setiap do'aku


Seandainya bisa, ingin ku menjadi seperti Ainun bagi Habibie
Seandainya bisa, ingin ku menjadi wanita sederhana yang penuh cinta bagi suaminya
Namun aku hanya manusia biasa yang selalu luput dan khilaf


Karenanya......
Terimakasih Aby...untuk tetap menjadi suamiku...
Maafkan , belum dapat menjadi istri seperti yang kau harapkan
Semoga Allah berkenan  menaburkan Fadhal dan RahmatNYA untuk kita
Aamiin.....

Senin, 07 Juni 2010

Di Ruang Tulisanku...

Bismillahirrahmanirahim

Kali ini bukan cerpen, bukan puisi bukan pula sebutan-sebutan lainnya. Tetapi sama saja artinya bagiku, buah fikiran dan perasaanku. Tulisanku...

Aku fikir, Allah telah memberi salah satu yang terhebat (setidaknya buatku). Apakah itu?, jawabnya kecanggihan teknologi informasi semacam internet ini. Dan kukira, semua orang berfikir begitu juga saat menyadari apa yang bisa dia buat dengan media ini. Banyak sekali, tak usahlah kusebutkan satu persatu.

Yang jelas, sejak aku mengenal dunia maya ini, tak sadar aku digiring oleh kegemaranku menulis kepada banyak kejutan-kejutan yang memukau. Banyak hal yang tersingkap dari rahasia kehidupan yang seharusnya bisa kujadikan ibrah dan membuatku harus lebih baik menjalani kehidupan ini.

Banyak teman adalah sesuatu hal yang tidak kupercayai dapat kutemukan disini pada awalnya. Di ruang tulisanku. Walaupun aku menyadari internet adalah media informasi dan komunikasi, dan kamar-kamar kreasinya  merupakan ruang publik, contohnya seperti blog-ku ini. Namun tetaplah aku merasa nyaman menuangkan segala inspirasi yang singgah di akalku ke dalam bahasa pena dan kalamku. Dan yang paling menyenangkan adalah aku merasa disayangi dan mendapatkan teman-teman baru disini.

Banyak hal mencengangkan bagiku (berlebihankah menurutmu kata ini ? menurutku ini yang sebenarnya) dari kegiatan menulisku di blog ini khususnya. Kutemukan banyak hikmah dari kisah hidup teman atau wataknya atau bahkan kisah cintanya yang bisa kuketahui melalui cara yang tidak terduga. Cara yang tak terduga namun tetap dalam bahasa tulisan, karena sebagian besar teman bloggerku adalah para penulis. Mulai dari penyampaian yang datar tentang kehidupan pribadinya seperti membahas aktivitas-aktivitas kecilnya disertai memajang foto-foto, ada pula yang menyampaikan dengan gaya penulisan yang cerdas tetapi sangat kocak hingga membuatku tertawa sendiri di depan monitorku, ada yang menumpahkan bahagianya karena sedang mengalami jatuh cinta, mengungkapkan kesyukuran hingga kisah pribadi yang menyakitkan dan mengharu biru perasaanku.



Aku pernah mengira....
Jika aku merasa telah kehilangan teman berbicara, teman terakhirku adalah tulisan.....
Namun disini....aku menemukan teman justru karena tulisan...dan demikian juga mereka...
Semoga bukan sekedar pekerjaan sia-sia
Bermain-main kalimat dan kata-kata
Berharap menjadi amal shalih yang bermakna
Menjadi bekal pulang ke asalnya


Tulisan telah menjadi tali persahabatan.....menyambung cinta dan kasih sayang
Dengannya silaturahmi dijalinkan.....semoga tetap demikian adanya Bahkan Allah tambahkan dan tambahkan kebaikan disana


Allahumma aamiin

Rabu, 02 Juni 2010

Bagai Ikan Dalam Samudra

Setiap lembar terbang daunMU
Setiap percik jatuh hujanMU
Setiap butir bergerak pasirMU
Tiada yang diluar KuasaMU

Setiap bisik suara makhlukMU
Setiap titik pandang hambaMU
Setiap desir rasa CiptaanMU
Tiada yang diluar JangkauanMU

Selalu menyertaiku
Selalu memelukku
Selalu bersamaku
Bagai ikan dalam samudra, KAU meliputiku


Tiada tabir perindu tuk bertemu
Tiada tempat pendosa tuk sembunyi
Tiada yang pantas tuk dicinta
Selain DIA, yang Allah asmaNYA

Selasa, 01 Juni 2010

Apa Yang Paling.......................di Dunia

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau mengajukan beberapa pertanyaan:
Imam Ghazali = Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Murid 4 : Kaum kerabat
Imam Ghazali :" Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran:185)".


Imam Ghazali :" Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"
Murid 1 :Negeri Cina
Murid 2 :Bulan
Murid 3 : Matahari
Murid 4 : Bintang-bintang
Iman Ghazali :" Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling jauh adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama".


Iman Ghazali :" Apa yang paling besar di dunia ini?"
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi
Imam Ghazali : "Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf:179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka".


IMAM GHAZALI :" Apa yang paling berat di dunia?"
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : "Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab:72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah".


Imam Ghazali :" Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Murid 4 : Daun-daun
Imam Ghazali :" Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat".


Imam Ghazali :" Apa yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-murid dengan serentak menjawab : 'Pedang !"
Imam Ghazali : "Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri".

Semoga bermanfaat...