This foto belong to AFSP Central Florida

Minggu, 30 Mei 2010

Ikhlas karena Cinta....

Tiada yang lebih melegakan dan membahagiakan kecuali ikhlas menyaksikan orang yang dicintai bahagia... Ketika sudah tersibak hakikat...semua terlihat sama saja...
Keberadaan diri sudah tak dirasa...
Semuanya hilang seperti ketidakpedulian....


Sifatnya ikhlas,  tak bisa menyakiti yang dicintai...
Tak kuat menyaksikan yang disayangi tersiksa...


Kalau masih punya cinta...
Yang tersisa hanya ikhlas...
Tidak ada kenapa Tuhan?....
Tidak ada seandainya....
Hanya senyum....dan sedikit air mata...,karena ternyata....diri ini masih al faqir ...

Jumat, 28 Mei 2010

Cincin itu....

Meinar menyimpan payungnya di dekat tangga, walau demikian pakaiannya tetap saja basah terkena air hujan. Ia berlari menyusuri lorong  kampusnya yang telah sepi, dicarinya sesorang yang telah menyimpan pesan pendek di hand phone-nya satu jam yang lalu. Isi pesan itu terbaca di layar ponselnya :

"Mei, aku tak kuat lagi, I'm sorry for I've done to you."

Meinar mencari-cari ke setiap sudut ruang kampusnya, beberapa ruang masih dipenuhi oleh mahasiswa lain  yang  mengikuti kuliah kelas karyawan. Sedang hari semakin gelap, lampu-lampu ruangan dan taman kampus sudah dinyalakan, tapi Mei tetap belum berhasil menemukan orang yang dicarinya.Entah mengapa ia sendiri tak mengerti mengapa ia mencari sang pengirim pesan ke kampusnya, bukan ke tempat kostnya atau tempat lainnya. Ia hanya menuruti intuisinya saja tak ada yang lain.

Tiba-tiba terdengar suara jeritan dari ruang auditorium yang biasanya sudah terkunci jika malam hari. Meinar termagnet untuk segera mencari tahu apa yang terjadi disana. Dilihatnya orang-orang berkerumun mengelilingi sesuatu, Meinar mendekat dan ia terbelalak, terkejut tak terkatakan, dilihatnya Ratih tergeletak di lantai auditorium di dekat mimbar, matanya tertutup daannn.... tak ada detak jantungnya terdengar atau denyut nadi yang terasa. Meinar cemas, sangat cemas...dilihatnya jejak air mata di pipi sahabatnya itu masih menggenang dan sebuah inhaller tergeletak di samping tangan kanannya, obat yang selalu Ratih gunakan jika asmanya kambuh.


Meinar meneteskan air matanya, ia teringat betapa Ratih amat menyesal telah membuat suatu berita  besar tentang dirinya yang pernah dinodai ayah tirinya di masa yang lalu. Berita itu disebarkan Ratih karena cemburu kepadanya atas hubungannya dengan Bara. Berita yang telah mempermalukannya membuat hubungannya dengan Bara kini retak.


Namun Ratih telah menyesal, dan perbuatannya telah membuat dirinya depresi dan semakin sering kambuh penyakitnya. Entah apa yang dilakukan Ratih di ruang auditorium saat itu Meinar hanya terpaku, menatap cincin yang dikenakan Ratih terukir nama kekasihnya 'Bara'

Kamis, 27 Mei 2010

Jebakan Tingkat Tinggi

Bismillahirrahmaanirrahiim



Sebuah tulisan Untuk Mengingatkan Diri Sendiri

Banyak sekali pelajaran di sekeliling kita yang bisa kita petik hikmahnya.

Mungkin sering kita mendengar

Anak harus mendengar dan taat kepada orangtuanya......KARENA ITU KEHARUSAN
Istri harus mendengar dan taat kepada suaminya.........KARENA ITU KEHARUSAN
Bawahan harus mendengar dan taat kepada atasannya.........KARENA ITU KEHARUSAN
Rakyat harus mendengar dan taat kepada pemimpinnya..........KAREN
A ITU KEHARUSAN
Murid harus mendengar dan taat kepada gurunya............KARENA ITU KEHARUSAN
Budak harus mendengar dan taat kepada majikannya..........KARENA ITU KEHARUSAN
Yunior harus mendengar dan taat kepada seniornya.........KARENA ITU KEHARUSAN
Ummat harus mendengar dan taat kepada ulamanya.........KARENA ITU KEHARUSAN


Selama yang didengar dan ditaati itu perihal kebenaran, maka tak ada yang harus diperso'alkan, just do it, kerjakan saja tanpa syarat.


Akan tetapi, apakah hal itu akan berlaku juga apabila perihal kebenaran itu disampaikan secara terbalik ? Jawabannya adalah BELUM TENTU


Mungkin kita sering mendengar
Orang tua tersinggung jika diingatkan oleh anaknya
Suami tersinggung jika diingatkan oleh istrinya
Atasan tersinggung jika diingatkan oleh bawahannya
Guru tersinggung jika diingatkan oleh muridnya
Majikan tersinggung jika diingatkan oleh budaknya
Senior tersinggung jika diingatkan oleh yuniornya
Ulama tersinggung jika diingatkan oleh ummatnya


Bahkan jika yang diingatkan itu adalah kebenaran. Seakan-akan kebenaran itu seperti air, yang harus mengalir dari atas ke bawah. Bahwa pemilik sah ilmu itu hanya milik para Senior.
Terlebih lagi, jika yang mengingatkan itu melakukannya dengan cara yang tidak baik.


Tidak semuanya memang dan tidak selalu.
Jika IKHLAS telah dimiliki......tak sulit untuk menerima sebuah ingatan. Tak berat untuk menerima sebuah kritikan.



Hanya jiwa yang besar yang dapat menampung segala "masukkan" demi kebaikannya sendiri.
Memandang setiap teguran, yang sumbernya datang dari mana saja, baik dari atas maupun dari bawah, dari yang miskin maupun yang kaya, dari yang tua maupun dari yang muda, dari yang berpengalaman maupun yang sedikit pengalaman....
Semuanya sebagai kasih sayang Tuhan, Rabb yang menciptakan kita semua sama-sama anak cucu Nabi Adam as dan Siti Hawwa radiyAllaha-anHa


Sedangkan hakikatnya...
Tak ada orang yang Pandai itu...kecuali karena Allah telah meminjamkannya
Tak ada orang yang Kaya itu....kecuali karena Allah telah meminjamkannya
Tak ada orang yang Terhormat itu......kecuali karena Allah telah meminjamkannya
Tak ada orang yang berilmu itu.......kecuali karena Allah telah meminjamkannya
Bahkan tak ada orang yang hidup itu......kecuali karena Allah telah meminjamkan KehidupanNYA
Dan akan DIA cabut semua itu kembali pada saatnya.


Jadi bagaimana bisa kita berbuat sombong di bumi milikNYA ini, sedang tak ada yang kita punya melainkan semuanya hanya PINJAMAN SANG PENCIPTA...


Beruntunglah orang yang selalu menangisi aibnya diri dan berusaha untuk selalu memperbaikinya
Mengendalikan sekuatnya hawa nafsunya agar dapat pulang kembali dengan selamat, bertemu dengan DirinNYA, yang Allah asmaNYA.


Wallahu a'lam

Selasa, 25 Mei 2010

Ikhlas.....

Dunia menjadi sebuah tempat yang ambigu bagi manusia bergantung pada keadaannya.


Katanya....
Hampir punah kebaikan-kebaikan di akhir zaman ini
Tersiar kabar berita bahwa terjadi banyak kehancuran nilai kebaikan
Orang telah tak perduli sesamanya bahkan walaupun terdapat ikatan saudara, sedarah maupun seagama
Orang kini dengan mudahnya merusak dan merampas harta orang lain asalkan dilakukan beramai-ramai
Orang kini dengan mudahnya menyakiti dan menyiksa asalkan terlampiaskan benci dan angkaranya
Orang kini dengan mudahnya membunuh dan menganiaya asalkan terpenuhi cita-citanya


Sulit menemukan senyuman dikeseharian
Sulit mendengar kata-kata yang santun di pergaulan
Sulit mendapat pertolongan saat kesusahan
Sulit tidak dighibahkan orang
Sulit mendapatkan iba dan kasih sayang
Sulit menerima ketentuan Allah yang Menciptakan


Jika tak seagama tak boleh ada cinta
Jika tak senegara tak boleh ada kerukunan
Jika tak sebangsa tak boleh ada kesetiaan
Jika tak sedarah sekelahiran tak boleh ada kasih sayang


Aduhai...
Dimanakah kini keberkahan ?
Tiadakah kini Keikhlasan...?



Katanya...
Shalat itu mudah ditegakkan kepada Rabb yang Menciptakan, asal ada keikhlasan
Tersenyum itu mudah dihadiahkan kepada siapa yang kita kenal, asal ada keikhlasan
Sedekah itu mudah diberikan kepada siapa yang memerlukan, asal ada keikhlasan
Berkata-kata baik itu mudah diucapkan kepada saudara,sahabat dan teman, asal ada keikhlasan
Berbaring mensyukuri  penyakit dari Tuhan itu mudah dilakukan, asal ada keikhlasan
Berperang melawan kebhatilan baik bathilnya hawa nafsu maupun musuh yang menyengsarakan itu mudah dilaksanakan, asal ada keikhlasan
Kesemuanya itulah makna membaca dan mengamalkan Al-qur,an, akan mudah diwujudkan, jika ada keikhlasan.



Ya Rabb...
Jadikanlah kami hamba-hambaMU yang ikhlas, yaitu tiada yang lain memenuhi hati kami selain DIRIMU...
Yang karenanya tiada kami bekerja dan bergaul sehari-hari melainkan karena untuk mensucikanMU
Yang karenanya tiada kami diam ataupun berkata-kata melainkan karena untuk meninggikanMU
Yang karenanya tiada yang kami lakukan melainkan yang menjadi keridha'anMU
Yang karenanya tiada yang kami cita-citakan hanya pertemuan denganMU



Ikhlas...
Kata itu mudah diucapkan tetapi berat untuk dibuktikan
Semoga Allah pun berkenan, agar kami dapat menjadi pemiliknya
Allahumma Aamiin

Minggu, 23 Mei 2010

Fiksi mini di hari Minggu

Gadis itu menyembunyikan tetesan air di matanya dengan kibasan jemari di pipinya.
Mencoba tak mengajak air matanya untuk turut merasakan gundahnya.

Namun ia tak berhasil, air mata itu terus meluap mencari kepuasan di keelokan dagunya
Gadis itu bangkit menutup jendela yang dihempas angin timur
Lautan sedang bergelora kini, namun tak sehebat gejolak dihatinya.

Dari kejauhan nampak bayangan yang ia kenal
Bayangan itu seolah mengawasinya
Bahkan ia melambaikan tangan ke arahnya
Bayangan seseorang yang kemarin ia hadiri pemakamannya

Sabtu, 22 Mei 2010

Pembuat gelap tak sadar membuat gelap....

Bismillahirrahmaanirrahiim


Rabby.....
Inilah bumiku....bumi tempat tinggalku....bumi tempat KAU hidupkan aku....
Bumi yang semakin pesat kemajuan peradaban masyarakatnya tetapi semakin terpuruk kedalam jurang kehancurannya.
Bagaimana tidak...telah KAU izinkan kami memiliki dan menikmati kemajuan abad ini namun kami campakkan ni'matMU dengan kesombongan kami.

Menangis cacing-cacing dalam tanah
Merintih burung-burung yang selalu bertasbih
Melihat perbuatan ummat manusia zaman ini yang semakin bergelimang dengan segala kealpaannya terhadap Rabbnya. Seluruh waktunya dihabiskan untuk melampiaskan hawa nafsunya kecuali sedikit (saja yang ditinggalkan untuk berbuat kebajikan).


Bagaimana orang-orang semakin berani menyakiti orang tuanya atas nama apapun bahkan atas nama agama
Bagaimana orang-orang semakin berani menyiksa dan melukai anak-anak darah dagingnya ataupun darah daging orang lain yang seharusnya dijaga dan dilindungi
Bagaimana orang-orang semakin berani melepas seluruh pakaiannya dihadapan yang bukan mahramnya
Bagaimana orang-orang semakin berani memuaskan syahwatnya pada tempat-tempat yang dibenci Tuhannya
Bagaimana orang-orang semakin berani menghina dan merendahkan martabat manusia lainnya
Bagaimana orang-orang semakin berani saling berperang tanpa hak
Bagaimana orang-orang semakin berani mengambil paksa milik manusia lainnya yang bukan hasil jerih payahnya.
Bagaimana orang-orang semakin berani menuduh dan mendakwa orang lain berada di atas kesalahan sedang dirinya berada di atas kebenaran atas nama ideologi ataupun  agama
Bagaimana orang-orang semakin berani menjadikan nafsu sebagai tuhannya.

Tercenung aku dihadapan perkataan Guruku:


Pembuat gelap yang sama sekali tidak menyadari membuat gelap
Yang diyakini malah telah berbuat padang dan terang benderang
Yang diyakini telah berjalan di tempat yang benar dan diridhai Tuhan
Karena itu maka dibela habis-habisan
Padahal gelap yang dibuatnya itu telah nyata menggelapkan jagadnya sendiri dan juga jagadnya manusia dalam hidup dan kehidupannya

Berada di tempat gelap tetapi sama sekali tidak merasa berada di tempat yang gelap
Hidup dengan nafsu yang sungguh gelap dan watak akunya yang gelapnya menghebat
Lalu iblis dan tentaranya yang madangi (menerangi) dengan api
Api itu telah benar-benar membakar habis kebenaran

Maka cerdik pandainya, cerdik pandainya gelap dengan api
Pakarnya, pakar gelap dengan api
Kekuasaannya, kekuasaan gelap dengan api
Ngaturnya, mengatur gelap dengan api
Sistemnya, sistem gelap dengan api
Tujuannya gelap dengan api
Yang diperoleh gelap dengan api di tempat sesat


Seakan-akan bumi ini telah semakin lemah akan "beban yang semakin berat".
Kerusakan yang dibuat umat manusia dengan "tangannya" akibat mempertuhan hawa nafsunya telah mengundang bencana dimana-mana.
Bencana kapan saja dan dimana saja. Kerusakan alam dan wabah penyakit, banjir dan kebakaran, gempa bumi, angin taufan hingga Tsunami. Telah tak memilih korbannya laki-laki atau wanita, miskin ataupun kaya, anak-anak atau dewasa. Semua dilibasnya atas izin Tuhannya.

Rabby...
Seakan-akan mereka ingin mengabarkan...
Bahwa Engkau telah dipersekutukan
Engkau telah tak diperdulikan
Sedang DzatMU sangatlah Dekat
Yang senantiasa menyertai dan meliputi setiap yang ada
Yang Al-Ghaib tetapi mutlak keberadaanNYA
Yang amat menginginkan dikenali oleh hamba-hambaNYA
Oleh sebab itu Engkau telah mengutus para Rasul dan wakilnya
Agar menjadi pelita bagi semua hamba
Yang menginginkan keselamatan
Yang merindukan pertemuan
Dengan kekasih tumpuan Harapan
Allah sang Maha Rahman

Semoga Allah menjadikan kami hamba-hamba yang senantiasa ditunjuki dengan hidayahNYA
Allahumma  aamiin

Kamis, 20 Mei 2010

Tenggelam

Dia menutup kelopak matanya dan menggumam :"hmm.." Seketika!  ia tenggelam dalam rahasia yang selalu ia intai di kedalaman dzikirnya.


Ahaa...pengalaman baru. Membuat fiksi mini ternyata mengasyikkan juga. Lagi seneng ikutan lomba niih.
Untuk Kontes Fiksi Mini yang diselenggarakan oleh wi3nda yang punya blog  -wi3nd- juga yang baca postingan ini boleh ikutan juga tuh :)



Semoga menambah ilmu, menambah pengalaman, dan yang pasti menambah amal baik. Aamiin

Bogor 21 Mei 2010

Rabu, 19 Mei 2010

Gerobak Untuk anak-anakku

Sebuah nostalgia dan pernah saya posting beberapa waktu yang lalu. Untuk keperluan Kontes Blog "Berbagi Kisah Sejati" maka saya posting ulang kembali. Dan atas perkenan Mbak Anazkia sang penyelenggara dan sponsor yang telah sepenuh hati mendukung hal ini yaitu Denaihati, saya haturkan terimakasih atas kesempatan ini.Semoga kisah berdasar pengalaman pribadi saya ini tidak mengecewakan. Alhamdulillah

Inilah kisahnya:


Sejak kepindahan keluarga kami dari kota Bandung, sudah sekitar dua tahun lebih tidak melihatnya. Entah mengapa, sekarang aku teringat lagi kepada mereka.

 Seorang Bapak pemulung yang setiap hari memutari perumahan tempat kami tinggal untuk memungut apa saja barang-barang dari tempat sampah warga perumahan yang bisa ia jual kembali. Barang-barang bekas dari plastik atau kardus yang telah menjadi sampah itu diletakkannya di dalam gerobaknya yang ia tarik setiap hari kemanapun ia pergi.

Di dalam gerobak penuh barang-barang bekas itu duduk anak laki-lakinya yang berusia sekitar 2 tahun (pada saat itu) 'anteng' bermain-main dengan mobil-mobilan yang didapat ayahnya dari tempat mana lagi selain tempat sampah orang.

 Dibelakang gerobak yang ditarik sang bapak, berjalan istrinya dengan menggendong seorang bayi perempuan. Berjalan mengikuti kemana saja suaminya pergi,sambil sesekali ia pungut juga sesuatu yang belum terambil oleh suaminya.

 Demikian setiap hari, keluarga kecil itu beriringan berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain, "menyulap" sampah orang untuk dijadikan sebungkus nasi untuk keluarganya.

Suatu pemandangan yang menyentuh hati, menyaksikan ketabahan mereka.


Jika aku sedang merawat tanamanku, atau menyapu halaman, kulihat dari sudut mataku, sang bapak berdiri diam di pintu pagar rumahku. Tidak mengatakan atau meminta sesuatu apapun kecuali menyapaku dengan kata-kata yang kadang-kadang sulit kumengerti karena baru tersadari bapak pemulung ini ternyata kurang fasih dalam berbicara sehingga terkesan seperti sedang bergumam tapi aku tahu pasti dia berbicara dalam bahasa Indonesia.

Jika sudah demikian, aku hanya tersenyum dan mengangguk saja. Awalnya ada rasa 'takut', tetapi setelah melihat anak-anak dan istrinya, rasa itu berganti menjadi iba. Jika ditawarkan sesuatu, makanan atau barang, maka nampak mimik senang di wajahnya.


Semakin lama aku dan keluarga mereka semakin "akrab". Keakraban yang hanya bisa difahami oleh masing-masing hati kami, karena tidak pernah ada obrolan panjang diantara kami. Istrinyapun bahkan tidak pernah bicara, hanya mengggendong bayinya dan memperhatikan si sulung di dalam gerobaknya.


Jika telah selesai "urusan"nya di rumahku, maka mereka akan segera melanjutkan perjalanannya ke gang-gang lain, dari satu pintu pagar ke pintu pagar yang lain, mengais-ngais sampah di halaman orang.


Saat mereka menjauh, dari belakang sering kuperhatikan keluarga itu. Betapa hebatnya 'perumpamaan' yang Allah berikan melalui figur mereka. Seluruh "dunia"  mereka hanya sepenuh gerobak yang ditarik sang pemulung. Tak punya walau segubuk kumuh untuk tempat berteduh, tak ada janji makanan apa yang bisa ditemukan hari ini untuk istri dan anak-anak balitanya, tak ada ganti untuk pakaian kotor dan kumal. Betapa menakjubkannya Allah Tuhanku, dimana mereka berteduh jika datang hujan lebat?  kemana mereka pergi mendapatkan makan dan minuman? apakah berhasil menemukan nasi, yang cukup untuk empat orang? bagaimana dalam keadaan seperti itu, anak-anak mereka nampak gemuk dan sehat walau terlihat kotor dan lusuh?.

Sulit kubayangkan jika kucoba membandingkan dengan keadaanku, saat istri pemulung itu hamil lalu melahirkan. Dimana bersalinnya dan siapa yang menolongnya?  Apakah mereka mendapatkan barang sedikit popok atau kain untuk bayinya?. Bagaimana jika salah satu atau kedua anak mereka sakit atau demam ? Apakah mereka tahu dan bisa membeli obat penurun panas untuk meredakan sakit anaknya? apakah mereka memiliki selimut untuk menghangatkan tubuh buah hatinya?


Maha Suci Allah yang Maha Agung
Jika DIA memberikan rezekyNYA kepada cacing-cacing tak bermata dalam tanah, atau belatung-belatung lemah dalam makanan busuk, atau dia berikan rezekyNYA kepada Kecoa, Kelabang, Tikus di got-got. Maka tentu telah DIA sediakan pula rezekiNYA yang Maha Luas bagi keluarga ini.Karena sesunguhnya DIA lah Sang Maha Pemelihara.

Kini aku telah tinggal di tempat yang jauh dari mereka. Tidak kusaksikan lagi salah satu ayat Tuhan itu. Tidak pernah kudengar lagi berita tentang mereka.

Kecuali pada suatu hari, alangkah gembiranya aku ketika mudik ke rumah orang tuaku  dimana tidak jauh dari rumahku dulu. Allah pertemukan kembali aku dengan mereka. Tidak berbeda dengan masa yang lalu, sang Ayah menarik tali gerobaknya yang tersangkut di pundak dan tangan di tiang gerobaknya. Hanya saja kala itu yang berada dalam gerobak bukan hanya Sang Kakak yang telah tumbuh besar, tetapi juga sang adik perempuan yang  telah berusia kira-kira dua tahun.

Tetapi ada yang kurang....Dimana sang Ibu?
Saat kutanyakan kepada bapak pemulung itu, dengan wajah murung ia mengabarkan bahwa ibu anak-anak telah pergi entah kemana. Meninggalkan suami dan anak-anaknya yang masih teramat kecil. Pergi karena tak kuat menahan penderitaan kehidupan mereka. Tanpa kabar,tanpa berita.

Aku menatap anak-anak itu di dalam gerobak sang pemulung, sedang asyik bercengkrama. Tidak tahu kemana ibu mereka pergi. Hanya kepada Ayah tempat mereka bergantung kini.

Kubayangkan anak-anakku sendiri. Rahma satu tahunku. Bagaimana keadaannya jika tiba-tiba kutinggalkan pergi dan tak kembali. Sedang sehari-hari 24 jam dia bersamaku, menikmati hari-harinya bersama orang yang bisa dipanggilnya ibu. Bagaimana dengan mereka? anak-anak yang sebaya dengan anak-anakku? anak-anak kita semua?  Mereka balita, sangat polos dan lugu.

Tetapi pertanyaan itu tak pernah terjawab, seiring berlalunya sang pemulung. Membawa jauh seluruh "dunia"nya, barang-barang rongsokan dan kedua buah hatinya.


Semoga Allah selalu Melindungi mereka, Menyelimuti mereka dengan Kasih dan SayangNYA, Membekalkan Ilmu ,  mengaruniakan kesehatan dan kesejahteraan, serta menghadiahkan Keselamatan.
Allahumma ya Rabby,Aamiin.

-------------------------------------------------------------------------
Catatan : Terakhir menurut cerita tetangga lamaku yang masih tinggal di Bandung, sekarang sang Ayah kembali menarik gerobaknya tanpa kedua anaknya, entah apa yang terjadi...wallahu a'lam

Selasa, 18 Mei 2010

Munajatku

Bismillahirrahmaanirrahiim
Ya Rabb...

Ketika asaku mulai terangkat naik, menjangkau impian lama agar ku dapat berdiri tegak
Masih saja ada aral yang menahan laju kakiku ini hingga kembali asaku harus terjerembab lagi
Sedang kejaran waktu semakin menyesak dadaku tiada tempat menerimaku dapat berdikari
Ingin melepas semua belenggu itu namun selalu ada akar yang melilitku


Tiada yang kuinginkan melainkan agar dapat membuat banyak kebaikan
Untuk dapat turut menegakkan cita-citanya Wasithah
Aku meyakini jalanku dari Rabbku sesungguhnya terbentang lebar
Namun belum kutemukan dimanakah tempatnya


Jika DIA melapangkan makhluk-makhluk lemah tak berakal dan orang-orang ingkar
Tentulah DIA tak akan kikir kepadaku menahan sepercik dari isi "LumbungNYA"
DIA Al Ghaniyu, DIA-lah Ar Rozzaq, DIA tak membutuhkan dan tak meminta makan minum kepada ku
Melainkan akulah yang lemah dan sangat MembutuhkanNYA


YA Rabb yang Maha Dekat dan Yang Mengabulkan segala pinta
Mudahkanlah untukku perkaraku
Jadikanlah mudah apa yang kini nampak sulit bagiku
Jadikanlah ringan apa yang kini nampak berat bagiku
Sibukkanlah aku denganMU Rabbku...
Hanya denganMU

Sabtu, 15 Mei 2010

"Beragama" Bukan untuk Menilai Orang Lain Tetapi Untuk Mengadili Diri Sendiri......

Bismillahirrahmaanirrahiim


Alhamdulillah, malam ini Allah izinkan saya menulis lagi. .Ditemani hujan yang suaranya mendamaikan hati membuat saya sangat menikmati malam ini. Hmmm, seruput teh hangat dulu....ahh Alhamdulillaah...


Baru saja saya membaca catatan teman di situs jejaring sosial. Dan ini entah yang keberapa kali saya membaca catatannya di antara banyak sekali catatannya. Setiap membaca tulisan-tulisannya, saya sering tercenung. Dia seorang diantara beberapa orang yang menunjukkan "gelora keimanan" yang sangat kuat, seorang yang sangat bersemangat dengan "da'wahnya". Pengetahuannya atas "ilmu-ilmu agama" sangat mengagumkan teman-temannya yang jumlahnya beribu-ribu di situs tersebut (nampak dari komentar-komentar dan salut yang mengikuti catatannya itu). Sehingga seolah-olah dia itu seorang  fuqaha yang bertugas mengeluarkan fatwa. Walaupun ada juga sebagian yang rajin mengoreksi sikapnya yang sering dengan mudah memvonis orang lain sesama umat dengan sebutan fasik/dzalim/kafir karena hal-hal yang sebetulnya menurut saya banyak menyangkut hal furu'iyyah ataupun khilafiyah. Perbedaan pendapat sepertinya menjadi terlarang (nampak dari kerasnya tanggapan thp komentator yang berbeda pandangan). Barang siapa yang berbeda dengan sikapnya maka harus bersiap menerima "penilaiannya" karena dianggap telah melecehkan aqidah..


Merenungi semua itu....saya hanya bisa mengembalikan kepada Allah Sendiri sang Pemilik Kebenaran yang hakiki. Saya juga tidak ingin menyebut apa-apa atas teman saya itu karena saya tidak memiliki kapasitas dan kompetensi apa-apa apalagi Hak untuk itu. Tetapi saya juga manusia yang memiliki akal budi dan hati nurani, yang dengan semua "pembacaan" itu juga memiliki pendapat pribadi yang tidak perlu saya urai disini untuk menilai dirinya.


Saya hanya ingin berlindung kepada Allah Azza wa Jalla untuk menetapkan saya di dalam DiinNYA, di dalam Kebenaran MilikNYA, di dalam "Pelukan" DiriNYA atas segala di luar DiinNYA,diluar KebenaranNYA, diluar "PelukanNYA".


Saya manusia lemah yang tidak lepas dari penilaian dan anggapan orang lain tetapi biarlah Allah saja yang Menilai dan Menyaksikan, yang karenanya saya amat berharap saya berada di dalam BimbinganNYA sepenuhnya.


Allah, DIA lah Sang Maha Guru, yang akan menunjukkan saya kepada kebenaran yang hakiki melalui UtusanNYA yang Hak dan Sah di dunia ini karena Allah tidak mengejawantah/memperlihatkan Diri di dunia fana ini oleh sebab itu DIA mengutus RasulNYA dan WakilNYA untuk membimbing manusia kepada jalan keselamatan. Jalan yang dapat menghantarkan mereka agar dapat sampai bertemu kembali denganNYA.


Saya memohon kepadaNYA "beragama" yang dapat menunjukkan kepada saya dosa-dosa dan khilaf saya pribadi. Agar saya dapat cepat bertaubat dalam kesalahan-kesalahan saya. Agar saya dapat memperbaiki diri dalam kekurangan-kekurangan saya.Bukan "beragama" yang kemudian membuat saya pandai menilai orang lain kurang aqidahnya, pandai menunjuk orang  ini fasik orang itu dzalim orang itu kafir,sedangkan  itu semua adalah Hak Allah dan RasulNYA.


Berikan kepada saya seorang Guru yang dapat memahamkan kepada saya betapa lemahnya diri, sehingga tak ada sedikitpun yang dapat disombongkan. Bahwa diri ini dan segenap semesta ciptaanNYA bagaikan daun salam yang terombang-ambing di tengah lautan, bergerak bukan atas kehendak dan tindakannya, melainkan semata-mata hanya karena Allah yang membuatnya demikian.Memahamkan bahwa manusia ini jangankan dapat berfikir dan berkarya, bahkan bernafaspun tidak bisa kalau tidak bersama Allah.


 Saya mohonkan keharibaanNYA bahwa atas perkenanNYA saya dapat merasakan KehadiranNYA yang amat dekaat, senantiasa menyertai dan meliputi saya dimanapun dan kapanpun. Merasakan indahnya dapat selalu mengingat-ingat DiriNYA. Apalagi disaat-saat kematian mendekat, kiranya DIA sendirilah yang menjemput dan memeluk sehingga saat-saat itu merupakan saat-saat terindah bagi diri ini, dapat bertemu yang dirindukan selama ini.


 Saya berlindung kepada Allah dari segala ketakutan yang dialami segala  manusia. Ketakutan atas apapun dari dunia ini selainNYA. Takut lapar, takut miskin, takut sakit, takut gelap, takut sendirian, takut dibenci orang, takut tua, bahkan takut kematian yang pasti akan datang.


Biarlah segala kecamuk di luar diri ini bergelora seperti yang dikehendakiNYA di dalam taqdirNYA, namun kiranya Allah berkenan membiarkan saya tenggelam dalam kebahagiaan bersamaNYA, selalu...sampai saat-saat pertemuan itu tiba.



Waktu semakin beranjak naik, Hujan diluar telah berhenti, jam di monitorku menunjukkan angka 01.15.
Segala puji bagi Allah yang senantiasa menyertaiku dan anda semua sampai detik ini.
Semoga kita semua dapat menjadi hamba-hambaNYA  yang pandai bersyukur. Allahumma Aamiin...

Senin, 10 Mei 2010

Negeri di Ujung Pelangi

Ada suatu negeri...
Siangnya teduh...Malamnya bercahaya...
Penduduknya santun, keadaannya bersahaja...

Tak ada kebencian disana
Hanya damai dan gelak tawa...

Bunga-bunganya wangi semerbak
Jika disentuh memancarkan sinar dan warna
Burung dan ikan dapat berbicara
Angin dan hujannya mengalun-alunkan  nada

Duhai tentramnya...

Di negeri itu senyuman bertebar dimana-mana
Setiap hari adalah hari raya
Sapa dan salam  selalu ditaburkan
Kepada siapa saja menjadi sahabat dan saudara


Semua insan nampak belia
Menabur sayang memercikkan cinta...
Indahnya pemandangan di mimpi
Tentang negeri di ujung pelangi

Minggu, 09 Mei 2010

Mendengar Tapi Tak Bisa Mengenal Suara




Membaca sebuah artikel hari ini dari detikHealth tentang sesuatu yang baru saya dengar, tetapi membangkitkan ingatan lama saya tentang sesuatu. Artikel itu berjudul sama dengan judul postingan saya (karena memang saya mengutipnya, ^_*). Isi artikel itu diantaranya adalah sebagai berikut :


* Manusia dikaruniai kemampuan untuk membedakan suara tiap orang. Dengan kemampuannya itu, suara anak, suara ibu, suara suami, suara teman mampu diidentifikasi dan dibedakan. Ketika ada suara orang bicara bukan di depannya, manusia mampu menebak suara siapa itu.

Tapi bagaimana jadinya jika sepanjang hidup, seseorang tidak pernah bisa membedakan suara, termasuk suara anggota keluarganya yang sehari-hari di dengar.

Kasus itu dialami wanita pengusaha asal Inggris yang sejak kecil tak mampu mengidentifikasi suara orang. Perempuan berinisial KH yang berusia 62 tahun itu tidak tuli. Dia mampu mendengar suara tapi di otaknya semua suara adalah sama sehingga tidak bisa mengenali ciri suara masing-masing orang.

Ketidakmampuan mengenali suara itu dalam dunia medis dikenal dengan istilah phonagnosia. Kasus ini pertama kali diteliti oleh ilmuwan University College London (UCL) yang telah diterbitkan dalam jurnal Neuropsychologia tahun 2008.

KH juga mampu menikmati musik tapi tidak pernah tahu siapa yang bernyanyi. KH bahkan tidak pernah bisa mengenali suara anaknya, sampai dia harus berhadapan dengan si anak kalau itu yang bicara adalah putrinya.

Hal yang paling menakutkan baginya adalah ketika menerima telepon. Sampai-sampai dia harus membat jadwal khusus siapa saja yang akan menelpon pada jam tertentu.

Scan otak yang dilakukan terhadap KH mengungkapkan bahwa bagian otak sebelah kanan yang dikenal sebagai daerah temporal suara ternyata bekerja kurang aktif, sementara aktivitas otak bagian kiri normal.

Penemuan ini menunjukkan bahwa dalam otak manusia, sisi kanan lebih penting dalam pengenalan suara sementara kiri digunakan untuk memahami kata-kata.

Sejauh ini Phonagnosia diketahui karena adanya gangguan lesi otak di belahan kanan setelah stroke atau kerusakan otak. Namuan dalam kasus KH, scan menunjukkan tidak ada bukti kerusakan otak di daerah yang terkait dengan suara atau persepsi pendengaran dan kemampuan pendengarannya ditemukan normal.

Menurut Profesor Belin Pascal, ilmuwan syaraf kognitif di Universitas Glasgow, mengidentifikasi suara adalah hal penting bagi seseorang terutama ketika ditelepon.

"Kita bisa menebak siapa orang di telepon tapi orang dengan phonagnosia tidak mampu melakukan ini," katanya seperti dilansir dari telegraph.

Otak manusia juga mampu mengenali suara berdasarkan ciri dari orang tersebut seperti suara serak, kasar, cempreng, merdu atau yang lainnya.



Subhanallah...
Sebuah pelajaran untuk saya. Bagaimana jika ternyata kejadian atau kelainan serupa telah terjadi pula kepada saya khususnya dan mungkin juga pada kebanyakan kita selama ini.


Setiap hari pada peristiwa-peristiwa  yang terjadi dalam kehidupan kita, kita selalu mendengar suara-suara seperti suara anak menangis , suara pengemis menghiba, suara suami menasehati, suara istri mengungkapkan isi hati, suara orang tua mengungkapkan kerinduannya, suara kucing mengeong meminta makan, suara daun-daun di pepohonan berdesir saat ditiup angin sepoi, suara ombak menghempas karang hingga suara tsunami yang mengguncang, suara adzan berkumandang, suara orang berdzikir seperti suara lebah, suara hujan gerimis hingga curahnya menderas, suara petir dan guntur menggelegar, suara gemuruh gempa dan gunung meletus, suara presenter di televisi, suara orang sedang bernyanyi, suara tangis orang yang ditinggal wafat keluarganya dan ribuan suara lainnya di dunia ini.
Kita mendengarnya setiap hari, dan hampir tak memperdulikannya lagi karena telah terbiasa memilikinya.


Pada kenyataannya ternyata, kita punya telinga....Namun tak bisa mengenali hakikatnya "suara siapakah" semua itu sebenarnya...
Karena bahkan pendengaran bathin kita pun telah terhijab oleh semua yang bisa terlihat oleh mata lahir ini. Kita mengira sudah berakhir segala yang terdengar ini hanya sampai disitu saja. Sehingga jika yang kita dengar itu "enak" maka kita habis-habisan menyimaknya, menikmatinya. Dan jika yang kita dengar itu "tidak enak" maka kita pun mati-matian menjauhinya, menutup telinga tak ingin menangkap suaranya.


Semua suara-suara yang kita dengar oleh pendengaran kita yang sangat lemah ini hakikatnya adalah "Suaranya Tuhan". Suara yang yang mengiringi kita dalam perjalanan kehidupan ini. Kita tak pernah mengira sesungguhnya semua suara itu adalah "SuaraNYA" yang memberi kabar kepada kita tentang keberadaanNYA. Bahwa DIA itu ada, hadir dan senantiasa menyertai dan meliputi kita. "SuaraNYA" membimbing kita seperti mercusuar yang membimbing kapal-kapal di lautan di perjalanan malam tak berbintang. "SuaraNYA"  menuntun kita seperti menara pengawas di Bandara menuntun pesawat-pesawat yang akan lepas landas atau mendarat. "SuaraNYa menyinari" langkah kita agar dapat pulang kembali kepadaNYA dengan selamat sehingga sampai.

Sayang seribu sayang...
Jika mempunyai telinga tapi tak bisa mendengar
Tetapi lebih menyesal
Jika bisa mendengar tetapi tak bisa mengenal
Maha Besar Allah yang Maha Mendengar segala "suara" hamba-hambaNYA

Kamis, 06 Mei 2010

My First Tag...

Alhamdulillaah, segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesempatan untuk saya menghirup keberadaaNYA di bumiNYA ini, sehingga masih dapat membuat banyak hal diantaranya melakukan hal yang kusukai yaitu menulis.

Dengan menulis, aku juga merasakan menjadi banyak teman yang semoga dengan banyaknya ini menambah keberkahan. Bukan banyak teman yang hampa dari rahmat Tuhan. Terimakasih ya Allah sejauh ini telah Engkau anugrahkan bagiku kawan-kawan yang baik, yang menambah ilmuku tentang kebesaranMU.



Hadist Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, Abu Ya’la dalam Musnad-nya, an-Nasa’i dalam al-Kuna, dan Ibnu Abdil Bar dalam kitab at_tahmiid. Al-Iraqi berkata: "Hadist ini sanadnya baik" Ibnu Hajar berkata dalam kitab al-Talkhish al-Habir, "Sanadnya hasan", ia berkata Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai"

Saya kira bentuk-bentuk saling memberi hadiah di dunia blog ini juga sangat mengagumkan buat saya, saling memberi award dan tag merupakan kebiasaan yang baik untuk menjaga silaturrahmi. Walaupun kita tidak saling mengenal di luar dunia internet ini, tapi perasaan saling bersaudara merekatkannya. Semoga orang yang pertama mengenalkan cara ini di dunia blog mendapatkan pahalanya, dan kita semua juga mendapat keberkahannya. Aamiin.



Terimakasih  untuk mas Sukadi yang telah berbaik hati membagi tag ini salah satunya kepada saya semoga menjadi suatu amal shaleh. So beginilah kira-kira tagnya yang bisa saya isi:


1. Siapakah diri anda di rumah ?
    Seorang istri dan ibu


2. Siapakah diri anda menurut teman-teman anda ?
  
Waah harus nanya dulu nih sama teman-temanku ya, kalau dalam pandanganku sendiri aku orang yang harus banyak dido'akan sama kalian semua supaya jadi orang yang lebih baik.


3. Sebutkan 5 benda yang diidamkan tetapi belum tercapai ?

  Mmm...benda ya, Kamera digital aja deh, karena aku suka fotografi dan bagiku itu udah serasa 5 benda   hehehehe....


4. Siapakah nama pasangan anda ?

Elan Suherlan Karnadimadja


5. Ceritakan 5 hal yang paling anda suka tentang pasangan anda.
  • Sederhana, nggak neko-neko
  • Romantis
  • Pemurah alias nggak pelit
  • Akrab sama anak-anaknya
  • Setia


6. Kapan anda menikah ?
    Serasa baru kemarin, padahal 13 Mei 1999 di Bandung


7. Apa kenangan pahit anda bersama pasangan anda ?
    Saat kami pernah berpisah kota karena sesuatu hal sehingga jarang bertemu



 8. Lagu tema cinta anda ?
      Kalau saling sayang, nggak usah pake lagu sudah bahagia kali yaa hehe.
Tapi kami punya lagu yang kita suka sama-sama yaitu lagu lawas "Till The End" dari Earl Grant. Pengen pasang lagunya disini di postingan ini tapi gimana caranya ya...



9. Perubahan apa yang ingin anda lihat dari pasangan anda ?
    Apa yaa.....mungkin mengurangi merokok, untuk kesehatannya :(



10. Tag ke teman yang lain.
     Oke aku ingin bagikan tag ini untuk sahabat-sahabatku yang semoga nggak dibuat repot dengan tag ini yaaa, diantaranya
Kalau ada waktu silahkan mengisinya supaya kita bisa lebih akrab yaaa.....makasiih :)

Alhamdulillah

Romantika Ibu Sri Mulyani Indrawati...

Bismillahirrahmaanirrahiim


Hmm kasus bu Sri Mulyani Indrawati (SMI) sangat inspiratif. Terlepas dari pro dan kontra yang ada, bagiku pribadi ada catatan khusus.


Saya jelas-jelas tidak mengetahui dan tidak berhak menghakimi apakah dalam kasus dana Baillout Bank Century, akhirnya Ibu SMI memiliki status apa (walaupun jauuuhh dalam lubuk hati ini ada harapan besar dan persangkaan baik bahwa beliau memang benar-benar orang berintegritas tinggi/amanah dan benar-benar telah "menolong" kondisi Indonesia saat itu). Saya hanya ingin mengulas tentang keberadaan Bu SMI dan "jagad" disekitarnya dengan beraneka ungkapan pro dan kontra.


Betapa saya melihat berita-berita baik di TV maupun internet di satu sisi oleh musuh-musuh politik fihak pemerintah dimana ia bekerja selama ini beliau dihujat, sudah sampai pada fase dihina, dilecehkan habis-habisan. Di kantor DPR maupun di tempat-tempat seminar yang mengundangnya, beliau diboikot oleh sekelompok orang. Pada saat kehendak para penentangnya telah dipenuhi yaitu diajukannya beliau ke ruang hukum yaitu pemeriksaan oleh KPK (dan belum tentu statusnya akan dinaikkan menjadi tersangka) para penentang yang sudah senang itu kembali meradang karena KPK memeriksa wanita ini di kantornya (mereka maunya Ibu Sri Mulyani diperiksa di kantor KPK). Dari sejak awal dihembuskan isu, sampai terbentuknya Pansus Century beberapa anggota DPR menunjukkan kehendak mereka agar Ibu SMI non-aktif namun belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Ibu SMI tetap aktif  mereformasi dan melahirkan kebijakan-kebijakan restrukturisasi di tubuh Kemenkeu termasuk di departemen  perpajakan.


Diluar dugaan semua fihak, termasuk saya yang bodoh ini ada berita mengejutkan tentang rencana mundurnya Ibu SMI sebagai menteri keuangan. Tadinya saya berfikir, "wah..Ibu SMI menyerah juga. Mungkin beliau lelah dihujat terus menerus, diboikot, dihina oleh orang-orang yang dulu notabene sudah ditolongnya saat menjadi menteri keuangan periode lalu". Namun ternyata, kemundurannya ini membuat banyak mata terbelalak (walau ada juga yang malu-malu mengakuinya), ternyata kemundurannya ini karena ada tawaran dari lembaga internasional yang prestisius (setidaknya dalam pandangan manusia, saya tidak bicara hakikat) yaitu World Bank, diminta langsung oleh Presidennya sendiri Robert B Zoellick Saya baca di detikNews berbagai tema tentang Ibu SMI sehubungan dengan pengangkatannya oleh Bank Dunia itu mendapat reaksi besar di masyarakat. Begitu juga di Facebook, yang hasilnya sebagian besar mendukung Ibu SMI.
Subhanallah


Kalau baca komentar-komentar orang di DF itu aduuh, menunjukkan bagaimana pandangan "rakyat" yang sesungguhnya yang berada di luar gedung DPR. Komentarnya banyak yang frontal, keras tapi nggak tahu kenapa juga saya banyak tertawa terpingkal-pingkal bacanya, kebayang orang-orang ini ada di satu forum saling timpal, saling celetuk, lucuu. Padahal udah tengah malam lho...yaa hitung-hitung hiburan sekalian ronda aja deh :).


Kembali ke topik awal. Jadi segala badai yang menerpa di luar dirinya, saya "melihat" Ibu SMI ini tetap dalam ketenangannya. Biasanya kalau yang punya mental lemah, paling tidak ada pernyataan-pernyataan bela diri lah di media untuk mengcounter sementara pendapat para pengamat ekonomi dan politikus yang menentangnya itu. Apalagi perempuan yang biasanya dikenal sebagai makhluk yang lemah dan mudah tersakiti. Yang saya lihat di hari-hari itu bu SMI tetap "cool" dan menjalankan aktivitasnya secara wajar yang mungkin itu hadir karena beliau memiliki hujjah atas seluruh keputusannya selama ini, dan menurut beliau segala keputusannya hari ini dan termasuk pada saat beliau memiliki amanah di Kemenkeu dulu adalah undang-undang. Dan beliau menyatakan diri siap untuk berdialog tentang hal itu.Walaupun akhirnya mentok juga. Buktinya para anggota dewan yang "terhormat" itu sebagian ada yang walk out karena menganggap beliau bermasalah.

Nah peristiwa pengangkatan oleh World Bank inilah seolah-olah ada peristiwa "Saved By the Bell" baik oleh lawan politik maupun kawan politiknya dengan makna yang berbeda. Yang menarik untuk saya adalah, apakah dengan datangnya tawaran dari institusi bergengsi dunia ini Ibu SMI tergoyah? maksudnya apakah jiwa Ibu SMI menjadi berubah? Segala kelebihan dan kekayaan jiwanya menjadi tereduksi oleh tawaran ini? Saya kira sebagai saudara satu bangsa, satu tanah air apalagi saudara satu agama pantas bagi kita untuk mendahulukan berprasangka baik dan mengharap serta mendo'akan semoga kehadirannya di lembaga dunia itu  membawa manfaat yang banyak untuk umat manusia termasuk Indonesia. Saya tidak tertarik untuk membahas masalah teori konspirasi dsb yang selalu dihembuskan para politikus atau dari sebagian masyarakat. Justru saya mempunyai impian begini:


Sebagaimana yang telah terjadi di masa Nabi. Nabi Yusuf as. masuk / inviltrasi ke dalam tubuh sebuah rezim tiran masa itu atas izin Allah. Dan menunjukkan ayat-ayat Allah di dalamnya lalu menjadi cahaya kebenaran di pusat kekuasaan sehingga berbalik menjadi pengendali pemerintahan yang bersih dan diberkahi Allah. Nah untuk masuk ke dalam rezim itu kan butuh skill dan wawasan yang bisa dibanggakan sehingga melahirkan kepercayaan mereka. Kalau latar belakangnya tidak seperti Bu SMI mungkin World Bank juga males mau ngangkat orang Indonesia menjadi salah satu direkturnya. Ambil sisi positifnya aja. Bukankah dalam agama kita diwajibkan untuk berhusnuzhan. Mencari-cari kesalahan sesama itu tidak diperbolehkan, apalagi orang itu pernah banyak berjasa membuat banyak kebaikan bagi masyarakat.



 Kalau keberadaan Ibu SMI di World Bank itu sebuah karunia dari Allah misalnya (setidaknya untuk Ibu SMI dan keluarganya) ya kita do'akan semoga menjadi kebaikan juga untuk bangsa ini bahkan lebih jauhnya masyarakat internasional yang masih hidup dalam kemiskinan. Kalau masalah hukum ibu SMI di Indonesia belum selesai ya semoga juga menjadi kebaikan, jangan menjadi penderitaan lagi yang ditambahkan kepada masyarakat ini. Yang penting kita harus lebih banyak "belajar" terutama belajar dari setiap kejadian dan mengambil hikmahnya agar kita dapat selamat sampai kepadaNYA.

Selasa, 04 Mei 2010

Guruku...

Guruku mendo'akanku...
Beliau mengucapkan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Semoga keselamatan dan Rahmat Allah serta keberkahan bagimu

Tiada pemberian yang lebih berharga selain do'a
Dan tiada do'a yang lebih berharga selain do'a yang diucapkan orang yang mulia

Guruku menjengukku
Beliau datang dari tempat yang jauh
Untuk melepas dahaga rinduku
Menatap kewibawaan dan kebijaksanaanya

Tiada silaturahmi yang lebih berharga selain saling berkunjung
Dan tiada kunjungan yang lebih berharga selain kunjungan yang dilakukan orang yang mulia

Guruku menasehatiku
Beliau mengajarkan makna kehidupan
Bahwa jasad ruh hati dan rasa hanya pinjaman
Harus kembali sampai kepada Tuhan

Tiada ucapan yang lebih berharga selain nasehat kebenaran
Dan tiada nasehat yang lebih berharga selain nasehat dari orang yang mulia

Guruku menyayangiku
Beliau selalu membimbing dan mendo'akanku
Mengharapkan keselamatan dunia akhiratku
Mengkhawatirkan kecelakaan di akhirku

Tiada perasaan sesama manusia yang lebih berharga selain kasih sayang
Dan tiada kasih sayang yang lebih berharga selain kasih sayang yang ditaburkan orang yang mulia

Sungguh Allah mencintaimu
Dan karenaNYA akupun mencintaimu
Biarlah air mata ini menjadi saksi
Di setiap perjumpaan dan perpisahan
Semoga DIA melindungimu selalu
Wahai Guruku


*Mengenang setiap keindahan yang kurasakan setiap berjumpa Guru*

Minggu, 02 Mei 2010

Jangan Yang Tersisa .........

Sejak seorang ibu mengandung putra/i dalam rahimnya dan sang ayah menyadarinya, telah terkandung pula bersamanya tekad untuk memberikan yang terbaik. Ibu makan makanan yang bergizi, dia minum minuman yang bernutrisi.  Ayah siapkan bekal untuk kehadiran tamu istimewa ini. Dibelinya baju-baju untuk calon bayi yang terlucu yang bisa dia beli. Disiapkannya segala perlengkapan untuk memuliakan kehadiran sang bayi.



Apabila waktu berjalan dan bayi dalam rahim Ibu semakin membesar, semakin bertambah cobaan di dalam diri. Mual dan pening setiap hari. Tidur telah tak nyenyak lagi. Sementara tugas sehari-hari tetap menanti. Seorang Ibu tak bisa barang sejenak berhenti dari kebaikan, apalagi jika ada anak-anak kandung  lain yang meminta diberi perhatian dan kasih sayang. Ayah yang pemurah tempat berbagi tanggung jawab, ia menjadi teman dalam kerisauan menghadapi hari-hari saat tiba hari kelahiran. Bersama Ayah, Ibu menghadapi setiap cobaan Tuhan. Berharap yang terbaik bagi sang jabang bayi yang dirindukan.



Tiba saatnya perih pedih di perut Ibu. Seribu sakit dan derita menjadi satu. Tak ada yang dapat turut merasakan nyeri di tubuh rapuh. Hanya kepada Allah tempat Ibu mengadu.
Badan bergetar, sakit dan ngilu diseluruh badan, darah bersimbah mengiringi kelahiran. Terkadang Ayah harus mencari pertolongan agar Ibu dapat bertahan. Tak tertahan lagi taqdir dari Tuhan. Akhirnya sang bayi lahir di pangkuan. Disambut haru dan airmata bercucuran. Ayah mencium dan mengumandangkan Iqamah dan Azan. Agar Asmanya Tuhan yang pertama hadir di pendengaran.



Allaahu Akbar...



Tibalah hari-hari melelahkan. Hari-hari penuh cobaan. Sekaligus hari penuh pahala dan keberkahan.
Ibu merawat, menyusui dan menidurkan...
Mencuci pakaian dari segala kotoran...
Ayah bekerja menjemput harapan
Agar dapat memberi yang terbaik untuk istri dan anak    



Jika anak telah dewasa, tak berhenti kasih sayang dan tanggung jawab diberikan
Untuk  pendidikan terbaik sang anak, terkadang Ibu harus menjual perhiasan kesayangannya
Jika anak terbaring sakit, terkadang Ayah harus mendatangi pintu orang mengharap uang pinjaman
Jika anak menginginkan sesuatu "kelapangan dunia", Ayah dan Ibu rela menjadi "berkurang dan sempit dunianya" karenanya 



Selama hayat dikandung badan
Ayah dan Ibu akan selalu berjuang
Diliputi do'a-do'a bertuah mereka
Untuk sang anak tumpuan harapan



KINI TINGGALAH PERTANYAAN BESAR



Mengapa Allah telah berfirman
Bahwa Ayah dan Ibu semua insan
Telah menjadi yang kedua setelah Tuhan
Tempat syukur setiap anak dipersembahkan



Walau bagaimanapun keadaan tuan
Baik kelapangan ataupun kesempitan
Jangan yang tersisa yang kau berikan
Kepada orang tua yang melahirkan membesarkan



Jika ada waktu dan tenagamu tersisa, baru kau luangkan untuk sekedar mengunjungi mereka
Jika ada uang dan hartamu tersisa baru kau sisihkan untuk "jajan" mereka
Jika ada ruang di rumahmu tersisa baru kau persilahkan menjadi tempat berteduh mereka
Jika ada sedikit bakatmu tersisa baru kau tuliskan puisi sederhana untuk mereka
Jika ada ingatanmu tersisa baru kau panjatkan do'a pendek untuk mereka



Sedang selama hidup sejak kita dilahirkan , Ayah dan Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk kita
Masa muda mereka telah habis untuk mencintai kita dan mewujudkannya
Walau siapapun berkata itu telah menjadi kewajiban mereka
Namun tetaplah kita tak lebih berharga dibanding jerih payah mereka telah menyayangi dan mencinta
Seberapa besarpun kita berusaha menggantinya
Tak pernah bisa kita membayar harga pengorbanan dan ketulusan mereka




Hanya satu yang Tuhan berikan kesempatan untuk kita
Bahagiakan Ibu dan Ayah kita 
Dengan yang terbaik yang kita bisa
Seperti yang terbaik yang kita beri untuk anak-anak  kita
Serta menyertakan mereka selalu dalam setiap do'a



Jangan beri yang tersisa dari yang kita punya
Untuk insan yang berkorban nyawa dan harta
Sebelum tiba masanya...
Kita ingin memberi segala
Namun telah tak bisa
Karena mereka telah tiada.....




"Rabbigfirly waaliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shagiiraa...'
"Wahai Tuhan kami ampunilah kami serta orang tua kami. Dan sayangilah orang tua kami sebagaimana mereka telah menyayangi kami..."
Allahumma Aamiin



Semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan untuk orang tua kita semua, aamiin




(Catatan ini didedikasikan khususnya untuk orang tuaku tercinta Ibu Hj.Herawati dan Bpk H. Djadjang Koeryana serta  almh. Ibu Hj. Ayi Sumiati dan alm. Bpk H. Eman Masna Karnadimadja serta para orang tua di seluruh dunia)